Terminal Kijing Catat Lonjakan Throughput 225%, Jadi Motor Ekspor Kalbar

KLIK WARTAKU – PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP Nonpetikemas) Cabang Pontianak membukukan pertumbuhan throughput curah kering di Terminal Kijing sebesar 225% pada semester I-2025, menjadi rata-rata 2.716 ton per ship per day (T/S/D) dari 836 T/S/D pada periode yang sama tahun lalu. Lonjakan ini mengukuhkan posisi Terminal Kijing sebagai tulang punggung pelayanan kargo nonpetikemas di Kalimantan Barat.

Sepanjang 2024, throughput Terminal Kijing mencapai 3,09 juta ton, naik dari 2,27 juta ton pada 2023, dengan target 3,3 juta ton di 2025. Hingga Juni 2025, volume kargo sudah menembus 2 juta ton, terdiri dari curah kering 965 ribu ton, curah cair 759 ribu ton, dan general cargo 328 ribu ton.

Direktur Utama PTP Nonpetikemas, Indra Hidayat Sani, mengatakan Terminal Kijing menjadi simpul logistik strategis di jalur perdagangan utama Selat Malaka, sekaligus motor penggerak ekspor-impor dan hilirisasi industri di Kalimantan Barat. “Dengan kapasitas melayani kapal hingga 100.000 DWT dan fasilitas bongkar muat modern, kami siap memperkuat rantai pasok nasional,” ujarnya di Mempawah (12/8).

Baca Juga:

OJK Apresiasi Sinergi Lintas Lembaga atas Penangkapan Buron Investree yang Rugikan Negara Triliunan Rupiah

Kalimantan Barat merupakan produsen kelapa sawit terbesar ketiga di Indonesia, dengan 84 perkebunan, 132 perusahaan CPO, dan 42 terminal khusus. Infrastruktur Terminal Kijing yang mampu melayani 12 kapal sekaligus menjadi penopang distribusi komoditas ini, termasuk batubara, pupuk, palm kernel, bauksit, dan kargo berat.

Branch Manager PTP Nonpetikemas Pontianak, Suwanda, menambahkan peningkatan throughput menunjukkan kepercayaan pengguna jasa yang semakin kuat. “Kami terus mengoptimalkan efisiensi bongkar muat, alur logistik, dan waktu sandar kapal,” ujarnya.

PTP Nonpetikemas adalah anak usaha subholding Pelindo Multi Terminal yang mengoperasikan 11 cabang pelabuhan nonpetikemas di Indonesia, dengan fokus pada curah cair, curah kering, dan general cargo.

Baca Juga:

Eks Direktur Investree Ditangkap: Dana Ilegal Rp2,7 Triliun Terungkap