Wamenlu: Keanggotaan Indonesia di BRICS Tak Berarti Anti-Barat
KLIKWARTAKU – Wakil Menteri Luar Negeri RI, Arif Havas Oegroseno, menegaskan bahwa bergabungnya Indonesia ke dalam BRICS tidak berarti Indonesia bersikap anti-Barat.
“Indonesia tidak anti-Barat. India, salah satu pendiri BRICS, bahkan mengutus menteri luar negerinya untuk menghadiri pelantikan Presiden AS, Donald Trump. India juga merupakan anggota Quad bersama Jepang, Australia, dan Amerika Serikat,” jelas Havas.
Menurutnya, keanggotaan Indonesia dalam BRICS merupakan bagian dari strategi kerja sama global yang seimbang. Hubungan baik Indonesia dengan negara-negara anggota BRICS, seperti India, tidak menghalangi kerja sama erat dengan negara-negara Barat.
Baca Juga:
Havas menambahkan bahwa bergabung dengan BRICS membawa sejumlah keuntungan strategis bagi Indonesia, salah satunya dalam memperjuangkan standar minyak nabati yang adil dan berkelanjutan.
“Melalui BRICS, kita dapat membahas standar baru dalam isu keberlanjutan. Eropa punya standar mereka sendiri, sementara kita juga punya pendekatan yang relevan dengan kondisi kita,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan bahwa BRICS baru-baru ini mengadakan pertemuan negara-negara penghasil mineral bahan baku kritis (critical raw minerals). Negara-negara tersebut umumnya merupakan negara berkembang yang belum memiliki kapasitas penuh untuk memaksimalkan nilai tambah sumber daya mereka tanpa dukungan investasi asing.
Baca Juga:
Dalam forum tersebut, kata Havas, Indonesia mendapat perhatian karena pendekatan hilirisasi yang dianggap berhasil. Banyak negara tertarik mempelajari bagaimana Indonesia menyeimbangkan keuntungan ekonomi dengan tanggung jawab sosial dan kelestarian lingkungan.
“Banyak yang bertanya soal hilirisasi. Mereka ingin tahu bagaimana Indonesia menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan tanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat,” tutup Havas.
Baca Juga:
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
HomepageArtikel Terkait
