klikwartaku.com
Beranda Internasional Viral! Pria di Inggris Tendang Tumpukan Batu di Pegunungan, Ini Alasannya

Viral! Pria di Inggris Tendang Tumpukan Batu di Pegunungan, Ini Alasannya

Ilustrasi tumpukan batu (stone stacks) yang memang kerap dijumpai di jalur pendakian

KLIKWARTAKU – Aksi seorang pendaki di Inggris yang menendang tumpukan batu (stone stacks) di kawasan wisata Mam Tor, Peak District, menjadi viral di media sosial. Video yang direkam dan dibagikan oleh Stuart Cox, pria berusia 57 tahun yang juga seorang insinyur, telah ditonton lebih dari satu juta kali, memicu perdebatan tentang kelestarian alam versus ekspresi seni alam.

Dalam video yang diunggah ke Facebook pada 20 Mei, Stuart tampak kesal melihat puluhan tumpukan batu di sepanjang jalur populer Great Ridge. “Lihat ini,” katanya sebelum melontarkan umpatan kesal dan menendang salah satu tumpukan batu setinggi hampir dua meter. “Hancurkan semuanya.”

Tumpukan Batu: Indah atau Merusak?

Tumpukan batu seperti ini memang kerap dijumpai di jalur pendakian di Inggris dan belahan dunia lainnya. Beberapa orang menganggapnya sebagai bentuk seni atau simbol pencapaian perjalanan. Namun bagi Stuart, tumpukan ini justru mengganggu keseimbangan ekosistem dan merusak struktur bersejarah.

Menurutnya, sebagian besar batu yang digunakan untuk membuat tumpukan tersebut diambil dari dinding tua peninggalan sejarah yang dulunya membatasi lahan di kawasan itu. “Banyak makhluk kecil seperti katak, serangga, dan kadal yang hidup di celah-celah dinding itu. Kini mereka kehilangan habitatnya,” ungkap Stuart.

Pandangan Stuart juga diamini oleh otoritas setempat. Peak District National Park Authority menyatakan tumpukan batu ini telah meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir dan “sangat merugikan” lingkungan. Terutama karena diambil dari fitur bersejarah seperti tembok batu dan situs arkeologi penting.

Respons Publik Terbelah

Sejak videonya viral, Stuart mengaku menerima beragam reaksi. Banyak yang mendukung, menyebut aksinya sebagai bentuk kepedulian terhadap alam: “Saya setuju, kami juga membongkarnya kalau melihat,” tulis seorang pendaki. Namun tak sedikit juga yang mengecam, menganggap Stuart terlalu ekstrem dan sok mengatur.

“Ada yang bilang, ‘Jangan atur-atur saya, saya akan terus bangun tumpukan ini.’ Bahkan ada beberapa yang mengancam lewat pesan pribadi, tapi saya tidak terlalu memikirkannya,” kata Stuart.

Tumpukan Batu Ancam Situs Sejarah dan Alam

National Trust dan otoritas taman nasional menyebut beberapa tumpukan batu memang sudah mereka bongkar. Terutama yang berada di atas situs benteng kuno Mam Tor, yang dianggap sangat penting secara arkeologis.

“Tembok tua Peak Forest yang berasal dari tahun 1579 juga telah rusak karena praktik ini,” kata juru bicara National Trust. “Selain itu, ini juga mengganggu habitat alami dan dapat menyebabkan erosi di jalur pendakian yang sudah padat.”

Berdasarkan pedoman resmi dari The Countryside Code, para pengunjung diminta untuk tidak memindahkan batu atau merusak elemen alami, serta menghindari gangguan terhadap satwa liar.

Tujuan Stuart: Edukasi, Bukan Sekadar Aksi

Meski video tersebut tampak provokatif, Stuart menyatakan misinya adalah untuk meningkatkan kesadaran. Ia bahkan telah menghubungi pemilik tanah tempat tumpukan batu berada dan menawarkan diri membantu membangun kembali tembok yang rusak.

“Saya cinta kawasan ini. Orang tinggal dan bekerja di sini, dan menyaksikannya dirusak jelas membuat saya geram,” ujarnya. “Yang paling berarti bagi saya adalah komentar seperti: ‘Awalnya saya pikir kamu lebay, tapi setelah nonton videonya sampai habis, saya sadar saya salah dan mulai sekarang saya nggak akan bangun tumpukan batu lagi.’”

Bagi Stuart, jika aksinya bisa mengubah pola pikir hanya segelintir orang, maka itu sudah cukup. “Kadang, menjaga alam bukan soal diam atau sopan, tapi soal berani bertindak untuk menyelamatkan yang tak bisa bersuara,” tegasnya.***

 

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan