klikwartaku.com
Beranda Internasional Villa Baviera di Chili: Dari Desa Wisata Bernuansa Jerman ke Situs Kelam Kolonia Dignidad

Villa Baviera di Chili: Dari Desa Wisata Bernuansa Jerman ke Situs Kelam Kolonia Dignidad

Villa Baviera di Chili, dulunya dikenal sebagai Colonia Dignidad, menyimpan sejarah kelam penyiksaan, penghilangan paksa, dan pelecehan anak. Foto: Tangkapan layer YouTube Al Jazeera English

KLIKWARTAKU — Di balik pemandangan indah perbukitan Chili tengah, terdapat sebuah desa wisata bernuansa Jerman bernama Villa Baviera. Dengan atap genteng merah, taman rapi, serta toko roti yang menjual biskuit jahe, sekilas tempat ini tampak tenang dan damai. Namun, di balik keindahannya, tersimpan sejarah kelam yang menorehkan luka mendalam bagi ribuan orang.

Sebelum dikenal sebagai destinasi wisata, Villa Baviera adalah Colonia Dignidad, sebuah komunitas tertutup yang didirikan pada 1961 oleh Paul Schäfer, seorang pemimpin sekte asal Jerman. Schäfer menerapkan rezim penuh kekerasan: anak-anak dipisahkan dari orang tua, dipaksa bekerja sejak kecil, dan banyak di antara mereka yang mengalami pelecehan seksual.

Ketika Augusto Pinochet melakukan kudeta pada 1973, Colonia Dignidad menjadi lokasi penyiksaan rezim militer. Para tahanan politik dibawa ke ruang bawah tanah yang gelap, disiksa, bahkan banyak yang tidak pernah kembali. Menurut catatan pemerintah Chili, lebih dari 3.000 orang tewas dan lebih dari 40.000 lainnya disiksa sepanjang rezim Pinochet hingga 1990.

Kisah Keluarga yang Kehilangan

Salah satunya adalah Luis Evangelista Aguayo, seorang guru dan aktivis serikat buruh yang ditangkap setelah kudeta. Keluarganya percaya ia terakhir kali terlihat di Colonia Dignidad, namun hingga kini jasadnya tak pernah ditemukan. “Ayah saya meninggal dengan rasa sedih karena tidak mampu menemukan anaknya,” ungkap Ana Aguayo, saudari Luis.

Rencana Pemerintah dan Pro Kontra

Kini, pemerintah Chili berencana mengambil alih sebagian tanah Villa Baviera seluas 117 hektare untuk dijadikan situs memorial korban Pinochet. Lahan tersebut mencakup bangunan bekas pusat penyiksaan dan lokasi penguburan korban.

Namun, rencana ini menuai pro dan kontra. Sebagian warga mendukung agar Colonia Dignidad diubah menjadi tempat peringatan, bukan sekadar destinasi wisata. “Itu seharusnya menjadi tempat untuk mengenang dan belajar agar kekejaman ini tak terulang lagi,” kata Ana Aguayo.

Di sisi lain, beberapa penghuni Villa Baviera yang juga merupakan korban masa lalu menolak. Mereka beralasan sudah berusaha membangun kehidupan baru dengan bisnis restoran, hotel, hingga toko roti. “Kami juga korban. Pemindahan ini akan membuat kami kembali menderita,” ujar Dorothee Munch, salah satu mantan anggota koloni.

Luka yang Belum Sembuh

Kesaksian para penyintas mengungkap betapa kejamnya Colonia Dignidad. Ada yang dipaksa meminum obat psikotropika, disetrum di berbagai bagian tubuh, hingga menjadi korban pelecehan seksual Schäfer. Ia akhirnya ditangkap pada 2005 dan divonis bersalah pada 2006 atas pelecehan puluhan anak, termasuk kasus pemerkosaan. Schäfer meninggal di penjara pada 2010.

Meski kini Colonia Dignidad sudah berubah nama menjadi Villa Baviera dengan wajah wisata, luka sejarah tetap membekas. Pemerintah menegaskan, menjadikan tempat ini sebagai situs memorial adalah langkah penting agar generasi mendatang tidak melupakan kejahatan kemanusiaan yang pernah terjadi di tanah Chili.

“Atrocitas tak boleh dilupakan. Colonia Dignidad harus menjadi ruang memori kolektif,” tegas Menteri Kehakiman Chili, Jaime Gajardo Falcón.***

Kunjungi Medsos Klikwartaku.com

Klik di sini
Bagikan:

Iklan