klikwartaku.com
Beranda Ekonomi Usai Kesepakatan Tarif RI–AS: IHSG Makin Optimis, Lanjutkan Tren Bullish

Usai Kesepakatan Tarif RI–AS: IHSG Makin Optimis, Lanjutkan Tren Bullish

Ilustrasi bullish IHSG

 

KLIK WARTAKU – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada sesi pertama perdagangan Rabu (16/7), menembus level 7.178,58, atau naik 38,11 poin (0,53%) dibanding penutupan hari sebelumnya.

Kenaikan ini terjadi sehari setelah Indonesia resmi meneken kesepakatan tarif resiprokal dengan Amerika Serikat, yang menetapkan tarif 19 persen untuk ekspor produk Indonesia ke pasar AS.

Meski angka tarif tersebut cukup tinggi jika dibandingkan dengan mitra dagang lain seperti Inggris (10%) atau Vietnam (20%), pelaku pasar menilai tercapainya kesepakatan tersebut membawa kepastian dan stabilitas baru bagi perdagangan bilateral.

Hal ini terlihat dari pergerakan IHSG yang langsung merespons positif di tengah sentimen global yang cenderung hati-hati.

IHSG dibuka menguat di level 7.182,64 dan bergerak di rentang 7.142,86 – 7.199,26 sepanjang sesi pagi, dengan volume perdagangan tercatat sebesar 132,29 juta lot, relatif stabil meskipun sedikit di bawah rata-rata harian.

Klik Wartaku menilai, adanya kepastian dagang, meskipun bukan dalam bentuk tarif rendah, tetap lebih disukai pasar ketimbang ketidakpastian yang berkepanjangan.

Investor juga melihat adanya komitmen lanjutan dari pemerintah Indonesia melalui paket pembelian besar terhadap produk AS, yang dinilai bisa memperkuat hubungan diplomatik sekaligus membuka peluang investasi lintas sektor.

Sektor-sektor yang berkaitan langsung dengan ekspor dan manufaktur, terutama perbankan besar, barang konsumen, dan energi, terpantau menguat.

Dari kacamata investor, tarif 19 persen mungkin membebani beberapa industri padat karya dalam jangka pendek, namun arah kebijakan yang kini lebih jelas memberi ruang bagi dunia usaha untuk menyusun strategi ekspor yang adaptif.

Pasar juga memperkirakan bahwa stabilitas nilai tukar dan dukungan APBN yang resilien, sebagaimana disampaikan oleh Menkeu dalam rapat Banggar DPR, akan menjadi bantalan tambahan bagi iklim investasi.

Seiring dengan itu, pelaku pasar masih mencermati arah suku bunga The Fed serta data inflasi AS yang akan segera dirilis.

Namun secara umum, kesepakatan dagang RI–AS dipandang sebagai sinyal positif bagi daya tahan ekonomi Indonesia di tengah gejolak global.

Kunjungi Medsos Klikwartaku.com

Klik di sini
Bagikan:

Iklan