ULN Swasta Turun, Tekanan Pertumbuhan Utang Luar Negeri Melambat
KLIK WARTAKU – Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada triwulan II 2025 tumbuh melambat seiring berlanjutnya kontraksi pada sektor swasta.
Bank Indonesia mencatat posisi ULN Indonesia pada periode tersebut sebesar 433,3 miliar dolar AS, atau tumbuh 6,1% (yoy).
Laju ini lebih rendah dibandingkan triwulan I 2025 yang tumbuh 6,4% (yoy).
Faktor utama perlambatan ini berasal dari ULN swasta yang kembali terkontraksi.
Pada triwulan II 2025, ULN swasta tercatat sebesar 194,9 miliar dolar AS, mengalami kontraksi 0,7% (yoy).
Meskipun sedikit membaik dibandingkan kontraksi pada triwulan sebelumnya (-1,0% yoy), tekanan pada sektor korporasi masih terasa.
Kontraksi terutama terjadi pada perusahaan non-keuangan yang turun 1,4% (yoy), sementara ULN lembaga keuangan justru masih tumbuh 2,3% (yoy).
Dari sisi sektoral, utang swasta didominasi industri pengolahan, jasa keuangan dan asuransi, pengadaan listrik dan gas, serta pertambangan dan penggalian. Keempat sektor ini menyumbang 80,5% dari total ULN swasta.
Di sisi lain, ULN pemerintah tetap tumbuh positif dan terkendali, mencapai 210,1 miliar dolar AS atau meningkat 10,0% (yoy).
Peningkatan ini ditopang oleh derasnya arus masuk modal asing ke Surat Berharga Negara (SBN), mencerminkan tetap kuatnya kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia.
Secara keseluruhan, struktur ULN Indonesia masih dinilai sehat.
Rasio ULN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tercatat 30,5%, lebih rendah dari 30,7% pada triwulan sebelumnya, dengan 85,0% di antaranya berupa utang jangka panjang.
Bank Indonesia menegaskan akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah untuk memantau dinamika ULN, sembari menjaga prinsip kehati-hatian agar peran utang luar negeri dapat tetap mendukung pembiayaan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage