klikwartaku.com
Beranda Internasional Ujian Diplomasi India: Kritik Trump, Jabat Tangan Xi, dan Minyak Murah Rusia

Ujian Diplomasi India: Kritik Trump, Jabat Tangan Xi, dan Minyak Murah Rusia

Ilustrasi India menghadapi ujian besar dalam politik luar negeri. Kritik terbuka Donald Trump soal minyak Rusia, upaya rekonsiliasi dengan Xi Jinping, hingga ketergantungan energi pada Moskow menempatkan Delhi di persimpangan diplomasi global.

KLIKWARTAKU — India kini berada di persimpangan jalan diplomasi global. Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara terbuka mengkritik New Delhi karena terus membeli minyak murah dari Rusia, sementara Perdana Menteri Narendra Modi justru bersiap menggelar pertemuan penting dengan Presiden China Xi Jinping di Beijing.

Langkah ini menimbulkan pertanyaan besar: apakah India tengah menunjukkan kekuatan strategisnya, atau sekadar mencari cara bertahan di tengah tekanan geopolitik?

Antara Washington dan Moskow

Selama lebih dari satu dekade, India berusaha memainkan peran sebagai kekuatan multipolar: dekat dengan Amerika Serikat lewat kerja sama Quad, sekaligus menjaga hubungan hangat dengan Rusia sebagai pemasok energi utama.

Namun kini, strategi itu diuji keras. Trump tidak hanya melontarkan kritik, tetapi juga mengancam dengan tarif dagang lebih tinggi. Ironisnya, China justru menjadi pembeli minyak Rusia yang lebih besar dibanding India, namun Delhi yang mendapat sorotan.

Rekonsiliasi dengan Beijing?

Rencana Modi bertemu Xi Jinping di Beijing dianggap bukan kemenangan diplomasi, melainkan kebutuhan pragmatis. Hubungan kedua negara membeku sejak bentrokan berdarah di Lembah Galwan tahun 2020. Namun, defisit perdagangan India dengan China yang mencapai USD 99 miliar membuat Delhi sulit mengabaikan Beijing.

Diplomat China bahkan menyebut Amerika sebagai “bully”, dan menyerukan India serta China untuk menjadi “mitra” alih-alih musuh.

Ketergantungan Energi dan Tantangan Militer

Meski India kini memiliki ekonomi senilai USD 4 triliun, kekuatan militernya masih bergantung pada impor senjata asing. Minyak Rusia tetap menjadi penopang utama energi nasional, sementara industri pertahanan dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan.

Pengamat menilai, langkah India menjaga kedekatan dengan Moskow adalah bentuk strategi menghindari aliansi eksklusif, sekaligus mencegah Rusia makin erat bergantung pada China.

Pilihan Sulit

Analis hubungan internasional menilai India sedang memainkan strategi “hedging” — menjaga jarak dengan semua kubu sambil tetap berhubungan. Meski dikritik Trump, sejarah menunjukkan hubungan AS–India tetap akan bertahan, mengingat kepentingan strategis kedua negara terlalu besar untuk dikorbankan.

“India mungkin tak punya pilihan lain selain menahan pukulan dari AS dan menunggu badai berlalu,” ujar Jitendra Nath Misra, mantan diplomat India.

Di tengah persaingan AS–China yang semakin panas dan Rusia yang makin bergantung pada Beijing, India memilih jalan sulit: menjaga otonomi strategis. Ujian diplomasi ini akan menentukan apakah India benar-benar mampu menjadi kekuatan global, atau sekadar penyeimbang di antara raksasa dunia.***

Kunjungi Medsos Klikwartaku.com

Klik di sini
Bagikan:

Iklan