Uang Rp24 Triliun Digelontorkan, Pemerintah Minta Rakyat Belanja
KLIK WARTAKU – Pemerintah mulai menggulirkan paket stimulus ekonomi senilai Rp24,44 triliun sejak pertengahan Juni 2025, tepat seperti yang diumumkan Pemerintah pada awal bulan.
Langkah ini bertujuan menjaga laju pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II tetap mendekati 5 persen, meski tekanan global terus menekan kinerja ekspor dan aktivitas manufaktur.
Berbagai program stimulus kini telah berjalan. Diskon transportasi yang mencakup potongan harga tiket kereta sebesar 30 persen, angkutan laut 50 persen, dan insentif PPN 6 persen untuk tiket pesawat sudah diberlakukan.
Pemerintah mengalokasikan Rp940 miliar untuk mendorong masyarakat bepergian selama libur sekolah, demi mendongkrak konsumsi rumah tangga melalui pariwisata domestik.
Di jalan tol, sebanyak 110 juta pengendara menikmati diskon tarif sebesar 20 persen sepanjang libur sekolah.
Kebijakan ini dibiayai di luar APBN lewat kerja sama Kementerian PUPR dan Badan Usaha Jalan Tol. Anggaran operasional program mencapai Rp650 miliar.
Dari sisi bantuan sosial, pemerintah telah menyalurkan tambahan kartu sembako senilai Rp200.000 dan beras 10 kilogram kepada 18,3 juta keluarga penerima manfaat.
Bantuan ini diberikan sekaligus pada bulan Juni dengan total anggaran Rp11,93 triliun.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani menyebut langkah ini penting untuk menjaga daya beli kelompok paling rentan di tengah risiko perlambatan ekonomi global.
Subsidi upah juga telah dibayarkan. Sebanyak 17,3 juta pekerja dengan gaji di bawah Rp3,5 juta per bulan menerima bantuan Rp300.000. Termasuk di dalamnya guru honorer dari Kemendikdasmen dan Kementerian Agama.
Pemerintah menggelontorkan Rp10,72 triliun untuk program ini, yang seluruhnya berasal dari APBN dan disalurkan sekaligus bulan Juni.
Pemerintah juga memperpanjang diskon iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) sebesar 50 persen selama enam bulan ke depan bagi 2,7 juta pekerja dari enam subsektor industri padat karya.
Skema ini didanai dari luar APBN sebesar Rp200 miliar, dan ditujukan untuk menjaga perlindungan tenaga kerja di tengah tekanan daya saing ekspor.
Sri Mulyani menekankan bahwa seluruh stimulus ini dirancang agar konsumsi rumah tangga tetap menjadi penopang utama pertumbuhan.
Menurutnya, dengan konsumsi yang terjaga, maka tingkat kemiskinan dan pengangguran juga bisa ditekan. Pemerintah saat ini berpacu dengan waktu karena data pertumbuhan kuartal II akan dirilis awal Agustus.
Namun Kementerian Keuangan masih optimistis bahwa dampak stimulus akan mulai terlihat, terutama di sektor konsumsi.
“Ini adalah intervensi yang terarah, tidak hanya menjaga ekonomi tetap tumbuh, tapi juga menjaga keseimbangan sosial,” ujar Sri Mulyani, belum lama ini.
Pemerintah berharap strategi fiskal ini bisa menjadi bantalan efektif menghadapi ketidakpastian ekonomi global yang semakin intens di paruh kedua tahun ini.
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage