Tragedi Jet Tempur di Dhaka: Sekolah Dasar Jadi Lokasi Kecelakaan, 31 Tewas Termasuk Anak-anak
KLIKWARTAKU — Suasana penuh jerit dan kepanikan menyelimuti kawasan padat penduduk di Uttara, Dhaka, Senin lalu, ketika sebuah jet tempur F-7 milik Angkatan Udara Bangladesh menghantam bangunan sekolah dasar Milestone School and College. Sedikitnya 31 orang tewas, sebagian besar di antaranya adalah anak-anak di bawah usia 12 tahun.
Salah satu saksi mata, Ahnaf Bin Hasan (18), masih gemetar saat mengenang momen mengerikan tersebut. “Suara dentumannya seperti 30 atau 40 petir jatuh bersamaan dari langit. Dalam sekejap, pesawat itu melintas di atas kepala saya dan langsung menabrak gedung sekolah,” katanya.
Kecelakaan itu terjadi ketika jet tempur sedang menjalani latihan rutin dan diduga mengalami kerusakan teknis. Pilot sempat berhasil keluar menggunakan kursi pelontar, namun meninggal dunia tak lama setelah dilarikan ke rumah sakit.
Ahnaf, yang tengah berbincang dengan temannya di lapangan sekolah, hanya berjarak sekitar 10 meter dari titik jatuhnya pesawat. Ledakan hebat disertai kobaran api mengubah suasana ceria sekolah menjadi lokasi tragedi.
“Ketika saya membuka mata, semua gelap, penuh asap, dan anak-anak berteriak ketakutan. Ada teman saya yang tubuhnya terbakar, saya bantu gendong ke ruang medis. Saya bahkan sempat melepas seragam dan memberikannya ke seorang siswa kecil yang bajunya hangus terbakar,” ujar Ahnaf.
Dua kelas di lantai satu sekolah (yang dinamai Cloud dan Sky) menjadi titik pusat kehancuran. Banyak siswa yang saat itu sedang menunggu jemputan, dalam perjalanan ke bimbingan belajar, atau sekadar membeli makanan ringan di kantin.
Salah satu korban tewas adalah Wakia Firdous Nidhi (11), siswa perempuan yang diidentifikasi oleh keluarganya lewat gigi dan kondisi mata. Meski telah dikenali, jenazahnya belum bisa diserahkan karena proses identifikasi DNA masih berjalan, memicu kesedihan dan frustrasi keluarga.
Mahreen Chowdhury, guru kelas 3 hingga 5, menjadi salah satu pahlawan dalam tragedi ini. Ia berhasil menyelamatkan lebih dari 20 murid, namun akhirnya meninggal dunia setelah 80 persen tubuhnya terbakar karena terus kembali ke dalam api untuk menyelamatkan siswa.
Kementerian Kesehatan melaporkan 69 korban luka, termasuk 41 siswa. Sementara laporan dari militer menyebutkan 31 orang meninggal, meski hingga kini masih terdapat 7 korban yang belum teridentifikasi. Kepala sekolah Milestone, Khadija Akhter, menyebut lima orang siswa masih dinyatakan hilang oleh keluarga mereka.
Tragedi ini menimbulkan trauma mendalam bagi para siswa dan staf pengajar. Banyak yang mengalami gangguan tidur, serangan panik, dan bayangan mengerikan dari kejadian tersebut.
“Kami berada di jalur penerbangan. Setiap hari pesawat lewat di atas sekolah. Tapi kami tak pernah membayangkan salah satu akan jatuh dan menghancurkan kami,” ujar Ahnaf lirih.
Pemerintah Bangladesh kini tengah melakukan investigasi menyeluruh terkait kecelakaan ini, di tengah tekanan publik dan spekulasi adanya upaya penutupan informasi yang dibantah tegas oleh militer.
Sementara itu, rasa duka, amarah, dan kehilangan masih menggantung di udara Dhaka — bersama harapan bahwa tragedi serupa tidak akan terulang.***
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage