Tragedi di Kilimanjaro: 38 Tewas dalam Kecelakaan Maut dan Kobaran Api di Tanzania
KLIKWARTAKU – Malam yang seharusnya tenang di Sabasaba, wilayah Kilimanjaro, Tanzania, berubah menjadi mimpi buruk. Dua kendaraan yakni sebuah bus dan minibus terlibat dalam tabrakan hebat yang diikuti oleh kebakaran besar.
Setidaknya 38 nyawa melayang, sebagian besar belum teridentifikasi akibat luka bakar parah, dalam tragedi memilukan yang mengguncang pada Sabtu malam, 28 Juni 2025.
Insiden bermula ketika sebuah ban bus meledak, menyebabkan pengemudi kehilangan kendali dan menabrak minibus dari arah berlawanan. Benturan keras memicu api yang dengan cepat melalap kedua kendaraan, menyisakan puing hangus dan duka mendalam.
“Sebanyak 38 orang tewas dalam kecelakaan itu, termasuk dua perempuan,” demikian pernyataan resmi dari kantor kepresidenan yang dirilis pada Minggu. “Karena tingkat luka bakar yang sangat parah, 36 jenazah belum dapat diidentifikasi.”
Sebanyak 28 orang lainnya mengalami luka-luka, dengan enam di antaranya masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit setempat.
Presiden Samia Suluhu Hassan menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban, dan mendoakan kesembuhan bagi mereka yang selamat. Dalam pernyataannya, ia menyerukan kepatuhan yang lebih ketat terhadap keselamatan jalan, mengingat insiden tragis seperti ini terus menghantui negeri meski berbagai kampanye keselamatan telah digencarkan.
“Kita tidak boleh menganggap remeh keselamatan berkendara. Kehilangan nyawa seperti ini tidak boleh menjadi hal yang biasa,” tegas Presiden Samia.
Meskipun belum ada keterangan resmi mengenai kewarganegaraan para korban, insiden ini menyoroti tantangan serius dalam keselamatan lalu lintas di Tanzania, sebuah negara yang kerap dilanda kecelakaan mematikan di jalan-jalan nasionalnya.
Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa antara 13.000 hingga 19.000 orang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas di Tanzania pada tahun 2016 saja, jauh melebihi data resmi pemerintah yang mencatat 3.256 kematian.
Kini, saat matahari kembali menyinari lereng Kilimanjaro yang tenang, sisa-sisa tragedi masih terasa di udara, meninggalkan pertanyaan: Berapa banyak lagi nyawa yang harus hilang sebelum keselamatan benar-benar menjadi prioritas?***
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage