klikwartaku.com
Beranda Internasional Tragedi Banjir Beijing: 31 Lansia Tewas di Panti Jompo, Pemerintah Akui Kelalaian

Tragedi Banjir Beijing: 31 Lansia Tewas di Panti Jompo, Pemerintah Akui Kelalaian

Sebanyak 31 lansia tewas akibat banjir yang menerjang sebuah panti jompo di pinggiran Beijing. Foto: Tangkapan layer YouTube The Indian Express

KLIKWARTAKU — Banjir besar yang melanda wilayah pinggiran Beijing pekan ini menewaskan sedikitnya 31 penghuni panti jompo, mayoritas lansia yang tidak dapat bergerak secara mandiri. Peristiwa memilukan ini terjadi di Distrik Miyun, tepatnya di sebuah fasilitas perawatan lansia di Kota Taishitun.

Rekaman video yang beredar menunjukkan tim penyelamat berjuang menembus air setinggi dada untuk mengevakuasi puluhan orang yang terjebak. Dari total 77 penghuni, sekitar 40 orang tidak berhasil keluar tepat waktu ketika air naik hingga hampir 2 meter.

Pemerintah setempat mengakui adanya celah serius dalam perencanaan darurat, menyebut bahwa wilayah pusat kota yang dianggap aman tidak dimasukkan dalam rencana evakuasi. “Pemahaman kami tentang cuaca ekstrem masih kurang, dan kejadian ini menjadi pelajaran pahit,” ujar seorang pejabat dalam konferensi pers, Kamis 31 Juli 2025.

Korban Meluas di Luar Beijing

Banjir ini merupakan bagian dari cuaca ekstrem yang melanda berbagai wilayah di Tiongkok musim panas ini. Total 44 orang dilaporkan meninggal dunia di Beijing, sementara di Provinsi Hebei tercatat 16 orang tewas. Di Kota Chengde, delapan orang ditemukan meninggal dan 18 lainnya masih hilang.

Beijing bukanlah wilayah yang asing terhadap banjir, terutama saat musim panas. Salah satu banjir terparah tercatat pada Juli 2012, saat 190 mm hujan mengguyur ibu kota hanya dalam satu hari dan menewaskan 79 orang.

Bencana Alam dan Dampaknya terhadap Ekonomi

Banjir bukan satu-satunya bencana yang melanda. Di Provinsi Shandong, dua orang tewas dan 10 hilang akibat hantaman Topan Wipha awal Juli lalu. Di Ya’an, Sichuan, tanah longsor menewaskan tiga orang hanya dua minggu sebelumnya.

Kementerian Manajemen Darurat Tiongkok menyatakan bahwa kerugian akibat bencana alam selama paruh pertama 2025 mencapai 54,11 miliar yuan (sekitar Rp120 triliun). Banjir menyumbang lebih dari 90% total kerugian, termasuk merusak sektor pertanian dan infrastruktur vital.

Para ahli menilai perubahan iklim turut memperparah frekuensi dan intensitas cuaca ekstrem di China, termasuk banjir, topan, hingga gelombang panas ekstrem yang sebelumnya juga melanda wilayah timur negara itu.***

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan