Tiru Wardah – Sido Muncul, Pemerintah Dorong Kosmetik & Jamu Lokal Tembus Pasar Global
KLIK WARTAKU – Pemerintah kian agresif mendorong pelaku industri kecil dan menengah (IKM) di sektor kosmetik dan obat tradisional untuk naik kelas.
Melalui program pembinaan dan kolaborasi lintas sektor, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan IKM tidak hanya mampu bertahan, tetapi menjadi merek nasional yang berdaya saing global.
“Naik kelas bukan pilihan, tapi keharusan jika pelaku IKM ingin bertahan secara berkelanjutan,” tegas Reni Yanita, Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA), dalam keterangannya, Selasa (5/8). Ia menekankan, keberhasilan IKM bukan hanya soal pertumbuhan bisnis, tetapi bagaimana menjadi brand yang dikenal dan dipercaya konsumen Indonesia dan dunia.
Pasar Kosmetik dan Jamu jadi Ladang Potensi
Sektor kosmetik dan obat tradisional dinilai strategis karena didominasi oleh IKM. Dari 1.292 pelaku industri kosmetik, sebanyak 89 persen merupakan IKM, sementara di sektor obat tradisional, dari 1.043 perusahaan, 86 persen juga IKM.
“Nilai ekspor kosmetik Indonesia tahun 2024 mencapai USD 410,7 juta, dengan Singapura, Malaysia, dan Thailand sebagai pasar utama. Untuk obat tradisional, ekspor menembus USD 6,9 juta, terutama ke Taiwan, Malaysia, dan Filipina,” papar Reni.
Namun, tantangan seperti keterbatasan produksi, kurangnya legalitas dan sertifikasi BPOM, akses ke pembiayaan dan maklon, hingga lemahnya branding dan distribusi masih membayangi IKM.
Akselerasi Naik Kelas: Sertifikasi, Maklon, dan Branding
Menjawab tantangan itu, Ditjen IKMA menyiapkan program komprehensif:
-
Fasilitasi sertifikasi
-
Workshop formulasi dan mutu produk
-
Reimburse alat produksi lewat restrukturisasi industri
-
Promosi dan penguatan branding
-
Kemitraan dengan industri besar
Tak berhenti di situ, Kemenperin juga membangun ekosistem pembelajaran. Salah satunya melalui Webinar “Strategi Scale-Up: Dari IKM ke Brand Nasional” yang digelar 29 Juli 2025. Acara ini menghadirkan dua tokoh industri besar: Nurhayati Subakat dari PT Paragon Technology and Innovation (Wardah) dan Maria R. Hidayat dari PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.
Belajar dari Pendiri Wardah & Direktur Sido Muncul
Dalam webinar, Nurhayati Subakat membagikan perjalanan 40 tahun membangun Paragon, dari skala kecil hingga menjadi pionir kosmetik halal di Indonesia.
“Bukan mengejar tumbuh dulu baru bermanfaat, tetapi karena ingin bermanfaat maka kita akan tumbuh,” ujarnya—sebuah filosofi yang mengakar dalam DNA perusahaan.
Sementara itu, Maria Hidayat dari Sido Muncul menyoroti pentingnya menjaga warisan tradisional sambil beradaptasi dengan tren dan teknologi. Baginya, kekuatan merek terletak pada kombinasi antara kualitas produk dan nilai sosial-lingkungan.
“Kami percaya bahwa kekuatan brand tidak hanya datang dari produk yang berkualitas, tetapi juga dari nilai-nilai sosial dan lingkungan yang dipegang teguh,” tutur Maria.
Katalis Menuju Brand Lokal Berkelas Dunia
Budi Setiawan, Direktur IKM Kimia, Sandang, dan Kerajinan, berharap forum seperti ini menjadi ruang pembelajaran strategis. “Kami ingin IKM merasa tidak berjuang sendirian, dan belajar langsung dari pelaku industri yang sudah berhasil scale up,” ujarnya.
Dengan strategi terintegrasi dari hulu ke hilir, Kemenperin berharap sektor IKM kosmetik dan jamu bisa tumbuh menjadi brand nasional yang mendunia—mengangkat potensi lokal ke panggung global, tanpa meninggalkan akar budaya dan keberlanjutan.
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage