Beranda Ekonomi Tips Bikin Nama Brand yang Gampang Diingat dan Beda dari yang Lain

Tips Bikin Nama Brand yang Gampang Diingat dan Beda dari yang Lain

Oleh Era Sampurna - 3 Agustus 2025, 00:57

Ilustrasi brand

KLIK WARTAKU – Bikin nama bisnis itu gampang-gampang susah. Kadang kita sudah merasa cocok, tapi ternyata nama itu pasaran atau malah sulit diingat orang. Padahal, nama brand adalah pintu pertama yang dilihat dan diingat calon pelanggan.

Nama yang baik bisa membangun kepercayaan, menonjol dari pesaing, dan merepresentasikan siapa kamu dan apa yang kamu tawarkan. Jadi, jangan asal pilih!

1. Pendek dan Mudah Diucapkan

Pilih nama yang ringkas, maksimal 2–3 suku kata. Semakin singkat, semakin mudah diingat. Hindari kata-kata yang terlalu rumit atau sulit dilafalkan.

Contoh:
– TokTok lebih mudah diingat daripada Toko Kebutuhan Teknologi Kekinian
– Sayurbox jelas dan simpel, langsung ke maksud

2. Unik tapi Relevan

Unik bukan berarti harus aneh. Cari kata atau gabungan kata yang tidak umum tapi masih nyambung dengan produk/jasa kamu.

Tips:
– Gabungkan dua kata (misal: Hijabnesia, Kopikini)
– Modifikasi ejaan (misal: Kulina dari “kuliner”)
– Pakai bahasa daerah/sansekerta/asing dengan makna khusus

3. Jangan Terlalu Umum atau Terlalu Mirip Pesaing

Kalau kamu jual kopi dan pakai nama Kopi Kita, coba cek — bisa jadi sudah ada belasan brand serupa. Nama seperti itu kurang menonjol dan mudah tenggelam.

Solusi:
Cari sudut unik dari bisnismu, misalnya lokasi (Kopi Gang 7), metode penyajian (BrewBrew), atau suasana yang ingin disampaikan (Nyender Coffee).

4. Cek Ketersediaan Nama dan Domain

Sebelum jatuh cinta sama satu nama, pastikan nama tersebut:

Belum dipakai oleh brand lain (cek Google dan media sosial)
Domain website masih tersedia (cek .com atau .id)
Nama akun Instagram/TikTok juga belum dipakai

Baca Juga:

Ngopi Boleh, Tapi Coba Hitung Biayanya Selama Sebulan

Kamu bisa pakai tools gratis seperti:

Namecheckr.com
Niagahoster atau Domainesia untuk domain

Baca Juga:

5 Kebiasaan Sederhana yang Bikin Dompet Aman Sampai Akhir Bulan
DJKI (untuk merek dagang resmi, jika perlu)

5. Ceritakan Filosofinya

Nama yang punya cerita akan lebih mudah dikembangkan jadi brand kuat. Bahkan bisa jadi bahan konten promosi awal.

Contoh:

“Kami pakai nama ‘Rantang Rasa’ karena ingin mengingatkan pelanggan pada masakan rumah yang penuh cinta.”
“Nama ‘LangkahHijau’ dipilih karena kami bergerak di bidang sepatu ramah lingkungan.”

Penutup

Nama brand bukan sekadar label. Ia adalah identitas, kesan pertama, dan awal dari perjalanan bisnismu. Luangkan waktu untuk memilih nama yang tepat — singkat, unik, relevan, dan punya cerita.