klikwartaku.com
Beranda Internasional Thailand dan Kamboja Sepakat Gelar Dialog Damai di Malaysia Usai 4 Hari Baku Tembak

Thailand dan Kamboja Sepakat Gelar Dialog Damai di Malaysia Usai 4 Hari Baku Tembak

Setelah empat hari bentrokan di perbatasan, Thailand dan Kamboja akhirnya sepakat menggelar perundingan damai di Malaysia. Foto: Tangkapan layer YouTube TrueReport TV

KLIKWARTAKU — Setelah empat hari pertempuran sengit di wilayah perbatasan, Thailand dan Kamboja akhirnya sepakat untuk melakukan perundingan damai yang akan digelar di Malaysia pada Senin 28 Juli 2025. Konflik yang meletus sejak 24 Juli lalu telah menewaskan setidaknya 33 orang (baik dari kalangan militer maupun sipil) dan memaksa ribuan warga mengungsi.

Pemerintah Thailand mengonfirmasi bahwa delegasi yang dipimpin oleh Perdana Menteri sementara Phumtham Wechayachai akan menghadiri pertemuan tersebut. Kabar ini datang setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump melakukan panggilan telepon kepada kedua pemimpin negara pada Sabtu malam untuk mendorong gencatan senjata segera.

Trump, yang tengah dalam kunjungan pribadi ke Skotlandia, menulis di akun Truth Social-nya bahwa “kedua negara telah sepakat untuk segera bertemu dan mencari solusi damai.” Ia juga menegaskan bahwa negosiasi dagang AS-Thailand dan AS-Kamboja tidak akan berlanjut sampai pertempuran dihentikan.

Trump Dorong Perdamaian

Presiden Trump menyampaikan bahwa ia telah berbicara dengan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet dan PM Thailand Phumtham, dan mendapat komitmen dari keduanya untuk hadir dalam dialog yang dimediasi Malaysia.

“Ketika perdamaian telah tercapai, saya menantikan kesepakatan dagang dengan kedua negara!” tulis Trump, yang diketahui tengah mempertimbangkan tarif dagang baru terhadap ekspor dari Asia Tenggara.

Mediasi Malaysia dan Ketegangan di Lapangan

Malaysia, melalui Perdana Menteri Anwar Ibrahim, sebelumnya telah menawarkan diri menjadi tuan rumah pertemuan. Thailand mengapresiasi tawaran tersebut, namun tetap bersikeras bahwa dialog harus mendahului gencatan senjata.

Kamboja, yang mengalami kerugian militer lebih besar akibat serangan artileri dan serangan udara Thailand, menyatakan kesediaannya untuk melakukan gencatan senjata tanpa syarat.

“Kami setuju untuk melakukan gencatan senjata segera dan tanpa syarat demi melindungi nyawa tentara dan warga sipil,” ujar Hun Manet.

Sementara itu, Thailand menyatakan bersedia mempertimbangkan gencatan senjata, namun masih menunggu itikad baik dari pihak Kamboja.

Akar Konflik dan Tuduhan Saling Serang

Bentrokan terbaru ini dipicu oleh perselisihan lama tentang batas wilayah, yang berakar dari pembagian wilayah pascakolonialisme Prancis di Kamboja lebih dari seabad lalu.

Thailand menuduh militer Kamboja mengirim drone pengintai ke wilayah mereka, sementara Kamboja menuduh tentara Thailand melanggar kesepakatan sebelumnya dengan mendekati situs candi Hindu-Khmer yang disengketakan.

Dampak Kemanusiaan dan Ekonomi

Konflik telah menyebabkan pengungsian massal di kedua sisi perbatasan. Ribuan warga Thailand dan Kamboja meninggalkan rumah mereka untuk mencari perlindungan. Infrastruktur di beberapa wilayah terdampak parah, termasuk sekolah dan fasilitas kesehatan.

Di sisi lain, ketegangan ini juga mengancam hubungan dagang antara ketiga negara. Tarif baru AS terhadap produk Thailand dan Kamboja akan berlaku mulai 1 Agustus, kecuali tercapai kesepakatan damai sebelum tenggat waktu tersebut.***

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan