Tambang Tembaga Raksasa El Teniente di Chili Runtuh Akibat Gempa, Satu Tewas dan Lima Terjebak
KLIKWARTAKU — Tragedi mengguncang industri pertambangan global setelah sebagian tambang tembaga raksasa El Teniente di Chili mengalami keruntuhan pada Kamis sore 1 Agustus, diduga akibat gempa berkekuatan 4,2 skala Richter.
Insiden ini menyebabkan satu penambang tewas dan lima lainnya terjebak di dalam terowongan bawah tanah pada kedalaman lebih dari 900 meter. Hingga Jumat malam, tim penyelamat masih berjuang tanpa henti untuk menemukan dan menyelamatkan para korban.
“Sejauh ini kami belum bisa berkomunikasi dengan mereka. Terowongan-terowongan telah runtuh sepenuhnya,” ujar Andres Music, Manajer Umum tambang El Teniente, kepada wartawan.
Setidaknya 100 personel penyelamat dikerahkan, termasuk beberapa di antaranya yang pernah terlibat dalam operasi dramatis penyelamatan 33 penambang yang terperangkap di Gurun Atacama pada 2010, yang menarik perhatian dunia saat itu.
Maximo Pacheco, Presiden Codelco (perusahaan pertambangan milik negara Chili) menegaskan bahwa semua sumber daya telah dikerahkan.
“Seluruh pengalaman, pengetahuan, dan energi kami tercurah untuk menyelamatkan lima penambang ini. Kami akan melakukan segala yang bisa dilakukan manusia,” ujarnya dalam konferensi pers.
Codelco bahkan membatalkan presentasi keuangan semester pertama demi fokus penuh pada operasi penyelamatan.
Tambang Legendaris yang Dihantam Bencana
Tambang El Teniente, yang telah beroperasi sejak awal 1900-an dan memiliki lebih dari 4.500 km terowongan bawah tanah, merupakan tambang tembaga bawah tanah terbesar di dunia. Tahun lalu saja, tambang ini memproduksi sekitar 356.000 ton tembaga, menyumbang hampir 7 persen dari produksi nasional.
Menteri Pertambangan Chili, Aurora Williams, mengumumkan penghentian sementara seluruh aktivitas pertambangan di lokasi hingga situasi dinyatakan aman.
Belum dapat dipastikan apakah keruntuhan ini dipicu oleh gempa alam atau aktivitas pengeboran dalam tambang. Namun, para ahli menyebut kejadian ini sebagai salah satu insiden terburuk dalam sejarah tambang El Teniente. “48 jam ke depan akan menjadi waktu paling krusial,” tambah Andres Music.
Chili dan Risiko Seismik
Chili merupakan produsen tembaga terbesar dunia, menyuplai hampir seperempat kebutuhan global. Meski dikenal memiliki standar keselamatan kerja yang tinggi dengan tingkat kematian hanya 0,02 persen tahun lalu, posisi negara ini di atas “Cincin Api Pasifik” menjadikannya sangat rentan terhadap gempa bumi.
Tragedi ini kembali mengingatkan dunia pada tantangan besar yang dihadapi para pekerja tambang dan pentingnya investasi dalam keselamatan kerja di industri ekstraktif.***
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage