klikwartaku.com
Beranda Internasional Swiss Geger! AS Berlakukan Tarif Impor 39 Persen, Krisis Dagang Terbesar Sejak Abad ke-16

Swiss Geger! AS Berlakukan Tarif Impor 39 Persen, Krisis Dagang Terbesar Sejak Abad ke-16

Ilustrasi Tarif impor Amerika Serikat terhadap Swiss mencapai 39 persen, tertinggi di Eropa dan keempat secara global.

KLIKWARTAKU — Hari Nasional Swiss tahun ini berubah menjadi hari kebingungan dan kemarahan nasional setelah Amerika Serikat secara resmi memberlakukan tarif impor sebesar 39 persen terhadap produk Swiss—angka tertinggi di Eropa dan keempat di dunia, hanya kalah dari Suriah, Laos, dan Myanmar.

Kebijakan mengejutkan ini langsung mendominasi pemberitaan lokal, dengan media ternama Blick menyebutnya sebagai “kekalahan terbesar Swiss sejak kekalahan dalam Pertempuran Marignano tahun 1515”.

Padahal, hanya beberapa minggu lalu, Pemerintah Swiss percaya diri menyusul pertemuan antara Presiden Swiss Karin Keller-Sutter dengan Menteri Perdagangan AS Scott Bessent di Jenewa. Saat itu, Swiss disebut-sebut akan menjadi negara kedua setelah Inggris yang menjalin kesepakatan dagang baru dengan Washington, dengan perkiraan tarif hanya 10 persen. Namun, kenyataan berkata lain.

Menjelang tenggat waktu 1 Agustus, satu panggilan terakhir dari Keller-Sutter ke Presiden Donald Trump gagal membuahkan hasil. Beberapa jam kemudian, keputusan tarif final diumumkan: bukan 31% seperti ancaman awal, melainkan 39 persen.

Apa yang Salah?

Para politisi Swiss saling menyalahkan: ada yang menilai pendekatan negosiasi terlalu lunak, ada pula yang menyebut terlalu kaku. Namun analis melihat alasan utamanya sederhana: Trump mengejar kesepakatan dagang besar, dan Swiss dianggap terlalu kecil untuk prioritas tersebut.

Presiden Trump secara konsisten memandang defisit perdagangan sebagai ancaman bagi Amerika. Swiss mencatat surplus perdagangan sebesar $47,4 miliar terhadap AS pada 2024, sebagian besar dari ekspor obat-obatan, perhiasan emas, jam tangan, dan peralatan industri. Bahkan setelah memasukkan sektor jasa, surplus tetap sebesar $22 miliar.

Sebagai bentuk itikad baik, Pemerintah Swiss sudah menghapus tarif untuk produk industri AS dan sejumlah perusahaan besar seperti Nestle dan Novartis menjanjikan investasi miliaran dolar di pabrik-pabrik di Amerika. Tapi hal itu ternyata tak cukup.

“Kami membutuhkan hubungan yang stabil dengan Amerika Serikat,” ujar Jan Atteslander, kepala divisi perdagangan luar negeri di EconomieSuisse, kepada penyiar publik Swiss.

Masa Depan Suram atau Peluang Baru?

Hingga 7 Agustus, Swiss masih memiliki sedikit waktu untuk kembali ke meja perundingan. Namun banyak pihak skeptis akan kemungkinan pembalikan kebijakan ini. Para pelaku usaha memperingatkan bahwa ribuan pekerjaan bisa hilang jika tarif 39 persen diterapkan tanpa kompromi.

Satu-satunya kartu keras yang tersisa bagi Swiss adalah bersikap lebih agresif: menarik investasi, membalas dengan tarif serupa, bahkan membatalkan pembelian jet tempur F-35 buatan AS.

Dalam pidato Hari Nasional, Presiden Keller-Sutter mengatakan bahwa negosiasi berjalan baik, namun “defisit perdagangan” menjadi batu sandungan utama. Isyaratnya jelas: Trump adalah masalahnya.

Di tengah suasana nasionalisme yang biasanya penuh semangat, rakyat Swiss kini merasa justru dihukum karena menjadi negara yang kompetitif dan inovatif.

Meski begitu, sebagian warga tetap optimis. “Swiss sudah pernah melalui badai ekonomi sebelumnya. Dan dengan kekuatan inovasi, kami bisa bertahan lagi,” ujar seorang analis ekonomi di Zurich.***

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan