Sistem Pendidikan Afrika Selatan Termasuk Paling Tidak Setara di Dunia
KLIKWARTAKU – Donovan Williams, wakil kepala sekolah di kawasan Observatory, Cape Town, Afrika Selatan, menyebutkan sekitar 85 persen dari 830 muridnya berasal dari township, wilayah kumuh pinggiran kota yang tinggi terhadap kasus kejahatan dan kekerasan geng.
“Beberapa anak tertidur di kelas karena kelelahan. Banyak orang tua rela mengeluarkan banyak uang demi mendapatkan akses ke sekolah yang infrastrukturnya lebih baik,” ungkapnya.
Amnesty International menyebut sistem pendidikan Afrika Selatan sebagai salah satu yang paling tidak setara di dunia. “Anak-anak di 200 sekolah terbaik mencetak lebih banyak nilai tertinggi dalam matematika dibandingkan gabungan dari 6.600 sekolah lainnya,” tulis laporan mereka tahun 2020.
Meski sekolah negeri mendapat subsidi, para orang tua tetap harus membayar biaya sekolah, yang di Provinsi Western Cape berkisar antara $60 hingga $4.500 per tahun. Dari sekitar 1.700 sekolah di provinsi tersebut, lebih dari 100 merupakan sekolah tanpa biaya untuk wilayah miskin.
Namun, Dinas Pendidikan mengakui sering mengalami kekurangan dana dan bergantung pada kontribusi orang tua di kawasan yang lebih sejahtera. Belum lama ini, sebanyak 2.407 posisi guru hilang karena pemerintah pusat hanya menutupi 64 persen dari biaya kenaikan gaji nasional.
Organisasi Guru Profesional Nasional Afrika Selatan (Naptosa) menyatakan pemangkasan ini sangat berdampak pada sekolah-sekolah di daerah miskin dan penuh kriminalitas. “Mereka tak mampu menggaji guru tambahan, kelas menjadi lebih besar, guru semakin stres, dan anak-anak yang kesulitan belajar bisa hilang dari kelas,” ujar Basil Manuel dari Naptosa.
Pakar pendidikan menyebut ketimpangan ini sebagai akibat dari beban utang yang diwarisi pemerintah Nelson Mandela dari rezim apartheid. “Sekolah-sekolah miskin tak pernah mendapat kesempatan membangun sistem belajar yang berkelanjutan,” kata Prof Aslam Fataar dari Universitas Stellenbosch.
Ia menambahkan bahwa minat politik terhadap nasib sekolah township telah hilang sejak dua dekade lalu. “Saya tak melihat, kecuali ada keajaiban, bagaimana kita bisa menambah dana untuk sekolah-sekolah miskin.”
Sementara itu, orang tua seperti keluarga Sibahle Mbasana yang hidup dalam bayang-bayang kekerasan dan kemiskinan di Khayelitsha, township terbesar di Cape Town, mulai kehilangan kesabaran.***
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage