klikwartaku.com
Beranda Internasional Setelah 900 Tahun, Bayeux Tapestry Akhirnya Kembali Dipamerkan di Inggris

Setelah 900 Tahun, Bayeux Tapestry Akhirnya Kembali Dipamerkan di Inggris

Ilustrasi salah satu peninggalan sejarah paling ikonik Eropa karya abad pertengahan terkenal, Bayeux Tapestry. Foto: tangkapan layer YouTube Potion Pictures

KLIKWARTAKU — Salah satu peninggalan sejarah paling ikonik Eropa karya abad pertengahan terkenal, Bayeux Tapestry, akan kembali dipamerkan di Inggris untuk pertama kalinya dalam lebih dari 900 tahun.

Pemerintah Inggris melalui Departemen Kebudayaan, Media, dan Olahraga (DCMS) mengonfirmasi karya bordir sepanjang 70 meter ini akan dipinjamkan ke Museum Inggris di London dalam kesepakatan bersejarah dengan pemerintah Prancis.

Disepakati dalam momentum diplomatik antara Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, peminjaman ini akan diumumkan secara resmi dalam jamuan kenegaraan di Kastil Windsor.

Pameran akan dimulai pada September 2026 hingga Juli 2027, bertepatan dengan renovasi Museum Bayeux di Prancis, tempat karya ini biasa disimpan. Menariknya, tahun 2027 juga menandai 1.000 tahun kelahiran William sang Penakluk, tokoh utama dalam peristiwa yang digambarkan oleh Bayeux Tapestry.

“Ini akan menjadi pameran blockbuster generasi kita—setara dengan Tutankhamun dan Prajurit Terakota,” ujar George Osborne, Ketua Dewan Museum Inggris.

Sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran budaya, artefak-artefak penting dari Inggris, termasuk peninggalan Anglo-Saxon dari situs pemakaman Sutton Hoo dan buah catur abad ke-12 dari Lewis, akan dikirim ke museum-museum di Normandia, Prancis.

Simbol Sejarah Bersama Inggris-Prancis

Menteri Kebudayaan Inggris Lisa Nandy menyebut peminjaman ini sebagai simbol sejarah bersama antara Inggris dan Prancis, menegaskan ikatan budaya yang telah terjalin selama berabad-abad.

Tapestri ini sendiri dianggap sebagai saksi visual paling lengkap atas Penaklukan Norman pada tahun 1066, yang mengubah wajah Inggris secara politik dan budaya. Terdiri dari 58 adegan, 626 karakter, dan 202 kuda, karya ini menggambarkan kisah Raja Harold dan invasi William dari Normandia, diakhiri dengan Kekalahan Inggris di Pertempuran Hastings.

Meski dikenal sebagai Bayeux Tapestry, banyak ahli sejarah meyakini karya ini kemungkinan besar dibuat di Kent, Inggris, sebelum akhirnya disimpan di Prancis selama hampir satu milenium.

Inspirasi Bagi Seniman dan Pendidikan

Bagi dunia seni, tapestri ini telah menjadi sumber inspirasi lintas zaman. Seniman Inggris David Hockney bahkan mengaku karya bordir itu menginspirasi frieze (panel panjang bergambar) yang ia buat menggambarkan musim di Normandia.

Direktur Museum Inggris, Nicholas Cullinan, mengatakan bahwa pertukaran ini menunjukkan pentingnya kolaborasi internasional:

“Inilah bentuk kemitraan global yang ingin kami promosikan—berbagi koleksi terbaik kami sambil menampilkan harta budaya dunia yang belum pernah dilihat masyarakat Inggris sebelumnya.”

Momentum untuk Diplomasi Budaya

Peminjaman Bayeux Tapestry ini juga dianggap sebagai model pertukaran budaya yang bisa menjadi solusi diplomatik dalam kasus artefak lain, seperti negosiasi sensitif antara Inggris dan Yunani terkait Parthenon Sculptures.

Namun untuk saat ini, perhatian publik Inggris tertuju pada kembalinya satu artefak paling legendaris dalam sejarah nasional mereka.

“Tak ada benda tunggal dalam sejarah Inggris yang begitu akrab, diajarkan di sekolah, dan ditiru dalam seni seperti Bayeux Tapestry. Kini, setelah hampir seribu tahun, akhirnya ia akan kembali ke tanah asalnya dan dilihat langsung oleh ribuan pelajar dan pengunjung,” tutur Osborne.***

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan