Sempat Curhat Tertekan di Tempat Kerja, Kabid PPHA DP3A Kalbar Tutup Usia
KLIKWARTAKU — Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat berduka. Kepala Bidang (Kabid) Perlindungan dan Pemenuhan Hak Anak (PPHA) Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), Mas Henny Dewi Sartika, meninggal dunia pada usia 58 tahun. Almarhumah menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak pada Minggu 13 Juli 2025.
Salah satu rekan kerja almarhumah, Deri Octaris Cowari, mengatakan sebelum meninggal, Dewi disebut sempat mengalami tekanan batin akibat masalah di tempat kerjanya. Ia bahkan sering curhat dan menangis kepada suaminya terkait kondisi yang dihadapi di kantor.
“Saya tahunya beliau itu sakit satu minggu belakangan. Pada saat saya menyampaikan bahwa kawan-kawan yang merasa terzalimi dan mungkin akan ada aksi, beliau bilang lagi sakit,” kata Deri saat ditemui di rumah duka, Senin 14 Juli 2025.
Deri mengungkapkan, Dewi termasuk sosok yang ikut berjuang menuntut keadilan atas dugaan perbuatan zalim pimpinan DP3A Kalbar, Herkulana Mekarryani. Ia (almarhumah) pernah memintanya agar perjuangan mereka terus dilanjutkan.
“Secara pribadi beliau menyampaikan memang merasa tertekan, merasa dirundung, gelisah, situasi kerja tidak nyaman dengan penghinaan-penghinaan,” ucapnya.
Menurut Deri, tekanan yang dialami Dewi bukan baru-baru ini, melainkan sudah berlangsung lama. Bahkan Dewi sempat mengeluh ketika pimpinan meminta uang untuk pelaksanaan kegiatan Hari Anak Nasional tahun lalu.
“Yang namanya stres itu kan berdampak juga pada kesehatan. Tapi kembali lagi, masalah umur itu memang sudah takdir Allah,” imbuh Deri.
Sementara itu, Kepala DP3A Kalbar, Herkulana Mekarryani, yang hadir melayat ke rumah duka, mengaku terkejut mendengar kabar wafatnya Dewi.
“Terkejut juga, karena sangat mendadak sekali ya. Karena beliau baru melaksanakan tugas. Kami turut berduka cita, semoga dosanya diampuni oleh Allah dan husnul khotimah,” kata Herkulana.
Herkulana menilai Dewi sebagai pegawai yang cukup baik dalam bekerja dan mengayomi staf. Namun, saat dikonfirmasi mengenai dugaan tekanan di kantornya, Herkulana menyebut tekanan merupakan bagian dari tuntutan kinerja.
“Kalau almarhumah mengalami tekanan, saya pikir itu kembali kepada masing-masinglah. Kayak kami juga mengalami tekanan yang luar biasa dalam rangka untuk peningkatan kelembagaan. Tapi beliau nggak pernah komplain ke kami,” katanya.
Menurut Herkulana, sebagai pimpinan, ia hanya menjalankan tugas dan fungsi untuk meningkatkan kinerja lembaga. Mengintervensi bidang yang dinilai lemah merupakan tanggung jawabnya sebagai pimpinan.
Sebelumnya, Dewi juga sempat menyampaikan keluhan atas tekanan yang dialaminya kepada Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalbar, Harisson Azroi. ***
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage