klikwartaku.com
Beranda Lifestyle Self-Love Movement di Media Sosial Semakin Kuat, Saatnya Merayakan Diri Sendiri

Self-Love Movement di Media Sosial Semakin Kuat, Saatnya Merayakan Diri Sendiri

Self-Love Movement di Media Sosial

KLIKWARTAKU – Di tengah derasnya arus konten yang kerap menampilkan standar kecantikan dan kesuksesan yang tinggi, gerakan self-love atau mencintai diri sendiri justru semakin mendapat tempat di hati warganet, terutama generasi muda.

Media sosial kini tidak hanya menjadi ruang untuk berbagi momen, tetapi juga menjadi wadah menyuarakan penerimaan diri, kesehatan mental, hingga keberanian melawan stigma.

Tagar seperti #SelfLove, #BodyPositivity, dan #MentalHealthMatters ramai berseliweran di berbagai platform, mulai dari Instagram, TikTok, hingga X (sebelumnya Twitter). Dalam unggahan tersebut, pengguna membagikan pengalaman mereka dalam menerima kekurangan, belajar memaafkan diri, hingga berhenti membandingkan diri dengan orang lain.

Gerakan ini juga mendapat dukungan besar dari para influencer dan selebriti yang secara terbuka membahas perjuangan mereka dalam menghadapi tekanan sosial dan kesehatan mental.

Selebgram seperti Tasya Farasya, Keanu, hingga Rachel Vennya, kerap membagikan momen jujur di balik layar kehidupan mereka yang tak selalu sempurna.

“Self-love bukan berarti egois. Justru dengan menerima diri sendiri, kita bisa lebih ikhlas mencintai orang lain,” ujar @anandasekar, seorang content creator yang kerap membahas topik kesehatan mental dan self-awareness.

Fenomena ini juga didorong oleh kesadaran baru setelah pandemi COVID-19, yang membuat banyak orang lebih introspektif terhadap kondisi mental dan emosional mereka. Tidak sedikit pula yang mulai mengakses layanan psikolog online, meditasi digital, hingga komunitas healing yang tumbuh subur di ruang maya.

Namun, gerakan ini tak lepas dari kritik. Ada yang menilai self-love di media sosial cenderung bersifat permukaan, hanya sebatas estetika dan kutipan motivasi. Namun, menurut pengamat media sosial, Dr. Widya Kartika, self-love tetap menjadi awal yang penting.

“Meski banyak yang tampilnya masih permukaan, itu bisa menjadi pintu masuk menuju pemahaman yang lebih dalam soal kesejahteraan psikologis,” jelasnya.

Di balik semua itu, self-love movement adalah pengingat bahwa tidak ada salahnya berhenti sejenak, menghargai diri, dan berkata: “Aku cukup. Aku berharga. Aku pantas dicintai.”

Kini, mencintai diri bukan lagi hal yang tabu. Di dunia maya yang serba cepat dan penuh tuntutan, self-love hadir sebagai ruang bernafas dan perlindungan diri dari tekanan sosial yang tak jarang mengikis kepercayaan diri.

 

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan