Selat Hormuz Bergejolak, Harga Minyak Meledak Hari ini
KLIK WARTAKU – Harga minyak dunia melonjak tajam pada perdagangan awal pekan, Senin 23 Juni 2025, dipicu eskalasi konflik bersenjata di Timur Tengah yang melibatkan Amerika Serikat dan Iran.
Serangan udara AS terhadap tiga fasilitas nuklir Iran di Fordow, Natanz, dan Isfahan langsung mengerek harga minyak mentah global hingga menyentuh level tertinggi lima bulan terakhir.
Baca Juga:
Minyak mentah Brent sempat melonjak hingga USD 81,40 per barel sebelum terkoreksi ke USD 78,89 atau naik sekitar 2,44% dari hari sebelumnya.
Sementara itu, minyak WTI naik 2,53% ke level USD 75,71 per barel setelah sempat menembus USD 78,40.
Pasar global terguncang oleh kemungkinan penutupan Selat Hormuz, jalur pelayaran strategis yang menyalurkan sekitar 20% pasokan minyak dunia.
Baca Juga:
Kekhawatiran akan gangguan distribusi menyebabkan risk premium geopolitik meningkat drastis, mendorong aksi beli spekulatif di pasar energi.
Analis dari berbagai lembaga memperingatkan bahwa jika konflik terus memburuk atau Selat Hormuz benar-benar ditutup, harga Brent bisa melonjak hingga menyentuh USD 100–110 per barel dalam waktu dekat.
Dampak langsung dari lonjakan harga ini sudah mulai terasa di pasar energi Asia dan diperkirakan akan menekan anggaran subsidi energi sejumlah negara, termasuk Indonesia.
Baca Juga:
Ekonom dalam negeri turut mengingatkan bahwa gejolak harga minyak ini berpotensi menambah tekanan inflasi nasional, terutama menjelang masa puncak konsumsi pada libur sekolah dan Iduladha.
Pemerintah diprediksi harus meninjau ulang skema subsidi energi dan strategi stabilisasi harga dalam menghadapi dinamika global yang sangat tidak menentu.
Selat Hormuz kini menjadi titik api baru geopolitik dunia, dan setiap letupan di kawasan itu bisa memicu ledakan harga energi global yang lebih besar lagi.
Baca Juga:
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage
Sebelumnya
IHSG Runtuh, 533 Saham Tumbang
Artikel Terkait
