klikwartaku.com
Beranda Internasional Scooter Braun Ungkap Rasa Terkejut atas Reaksi Taylor Swift yang Dianggap Tak Adil

Scooter Braun Ungkap Rasa Terkejut atas Reaksi Taylor Swift yang Dianggap Tak Adil

Ilustrasi Taylor Swift

KLIKWARTAKU – Tokoh industri musik Scooter Braun mengaku terkejut atas reaksi Taylor Swift yang ia nilai sangat tidak adil ketika ia membeli hak atas enam album pertama penyanyi tersebut. Braun mengatakan bahwa saat ia membeli label lama Swift, Big Machine Records, pada tahun 2019, ia mengira itu akan menjadi hal yang menggembirakan.

Namun tak lama setelah penjualan diumumkan, Swift menulis di Tumblr bahwa ia merasa “sedih dan jijik” karena rekaman master miliknya kini dikendalikan oleh Braun yang dituduh Swift sebagai sosok yang melakukan “perundungan manipulatif tanpa henti.”

Bulan lalu, Swift mengumumkan bahwa ia berhasil membeli kembali hak atas musiknya melalui kesepakatan dengan perusahaan ekuitas swasta yang sebelumnya membeli aset tersebut dari Braun pada 2020. “Ketika saya membeli Big Machine, saya pikir saya akan bekerja sama dengan semua artis di sana. Saya pikir ini akan menjadi hal yang menyenangkan,” kata Braun.

Ia menyebut bahwa sebelumnya ia pernah bertemu Swift sekitar tiga hingga empat kali. Termasuk saat penyanyi itu mengundangnya ke sebuah pesta pribadi, dan saat itu hubungan mereka saling menghormati.

Namun dalam kurun waktu antara pertemuan terakhir mereka, Braun mulai menangani Kanye West dan Justin Bieber, dua artis yang diketahui memiliki hubungan kurang harmonis dengan Swift. “Saya tahu Taylor tidak akur dengan mereka,” ujar Braun.

Ia mengaku sadar mungkin ada masalah, mengingat sejarah buruk antara Swift dengan West dan Bieber. Insiden antara Swift dan West sendiri berawal dari MTV Awards 2009, ketika West naik ke atas panggung saat Swift sedang menerima penghargaan. Sementara ketegangan antara Swift dan Bieber telah lama menjadi rumor publik, bahkan sebelum Braun membeli hak rekaman master Swift.

“Saya Mengira Dia Akan Bicara dengan Saya” ungkap Braun yang kini sudah pensiun dari dunia manajemen artis, mengakui bahwa saat itu ia bersikap arogan karena yakin Swift akan bersikap terbuka.

“Saya pikir begitu pengumuman itu keluar, dia akan bicara dengan saya, mengenal saya lebih jauh, dan kami akan bisa bekerja sama,” katanya.

Ia menyebut bahwa para artis lain di bawah Big Machine menyambut baik akuisisi tersebut, dan ia pun bersiap menghubungi Swift. Namun, kata Braun, semua berubah ketika unggahan Tumblr dari Swift muncul, mengungkapkan kekecewaannya. “Saya benar-benar terkejut,” ujarnya.

Braun mengaku pengalaman itu mengajarkannya tentang empati, terutama terhadap artis-artis yang pernah ia kelola. “Selama ini saya sering bilang ‘Saya mengerti’, tapi kenyataannya saya tidak tahu rasanya berada di panggung global dan menghadapi kritik seperti itu,” katanya.

Ia menambahkan bahwa pengalaman tersebut membuatnya menyadari bahwa pujian yang ia terima sebelumnya mungkin tidak layak, dan kebencian yang muncul sesudahnya juga tidak sepenuhnya adil. “Karena mereka tidak mengenal saya. Bahkan Taylor pun tidak mengenal saya,” tegasnya.

Akhirnya, Braun memutuskan untuk menjual kembali hak rekaman tersebut, dan menerima bahwa reaksi publik bukan lagi hal yang bisa ia kendalikan. “Saya tidak bisa terus khawatir tentang keponakan semua orang yang marah kepada saya,” sesalnya.

Pihak Taylor Swift hingga kini belum memberikan komentar resmi. Baru-baru ini, Taylor Swift berhasil membeli kembali hak atas enam album pertamanya: Taylor Swift, Fearless, Speak Now, Red, 1989, dan Reputation (mengakhiri perseteruan panjang terkait kepemilikan rekaman musiknya).

Meskipun tidak diungkapkan secara resmi berapa biaya pembeliannya, katalog tersebut sebelumnya dijual seharga $300 juta (sekitar Rp4,8 triliun) pada 2020. Namun beredar rumor yang menyebut Swift membayar hingga $600 juta–$1 miliar kemungkinan tidak akurat.

“Semua musik yang pernah saya buat kini sepenuhnya milik saya,” tulis Swift dalam pengumuman di situs resminya. “Saya menangis bahagia sejak mengetahui bahwa ini benar-benar terjadi.”

Swift merespons penjualan awal rekamannya dengan bertekad untuk merekam ulang semua albumnya, yang dikenal sebagai “Taylor’s Version” strategi yang berhasil mengembalikan kontrol artistik dan finansial ke tangannya.

Hingga saat ini, ia telah merilis empat album rekaman ulang, lengkap dengan lagu-lagu tambahan dan materi baru.***

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan