Sampul Album Baru Sabrina Carpenter ‘Disetujui oleh Tuhan’ Menuai Kontroversi

KLIKWARTAKU – Penyanyi pop Sabrina Carpenter merilis gambar alternatif untuk sampul album barunya setelah sampul asli memicu kontroversi di media sosial.

Pada awal Juni, penyanyi Espresso tersebut membagikan gambar sampul album terbarunya, Man’s Best Friend, yang menampilkan dirinya berpose merangkak dengan mengenakan gaun mini hitam, sementara seorang pria bersetelan jas tampak menarik rambutnya.

Foto tersebut memicu perdebatan sengit. Banyak yang menganggap gambar itu mengeksploitasi pandangan laki-laki terhadap perempuan (male gaze) dan mempromosikan stereotip misoginis.

Pada Rabu 26 Juni, Carpenter mengunggah dua gambar alternatif berwarna hitam putih yang lebih sederhana. Dalam gambar itu, ia tampak sedang memegang lengan seorang pria bersetelan jas, dengan keterangan: “Inilah sampul alternatif baru yang disetujui oleh Tuhan.”

Unggahan tersebut mendapat respons dari berbagai tokoh, termasuk sesama penyanyi pop Katy Perry yang berkomentar singkat: “Gahahahaha.”

Album Man’s Best Friend merupakan album studio ketujuh Carpenter dan dijadwalkan rilis pada 29 Agustus mendatang. Para penggemar dapat membeli album tersebut dengan pilihan sampul asli atau alternatif.

Dikecam dan Dipertahankan

Salah satu pihak yang mengecam sampul asli adalah organisasi amal Glasgow Women’s Aid, yang menyebut gambar tersebut sebagai langkah mundur dan mempromosikan kekerasan serta kontrol terhadap perempuan. Namun, tak sedikit juga yang membela Carpenter. Beberapa penggemar menyebut bahwa gambar itu bersifat satir dan menyindir cara publik memperlakukan sang penyanyi.

“Sebenarnya itu punya makna lebih dalam — menggambarkan bagaimana publik melihatnya, seolah-olah dia hanya ditujukan untuk konsumsi pandangan laki-laki,” tulis salah satu penggemar di platform X.

Meski begitu, Heather Binning dari Women’s Rights Network menyatakan kekerasan terhadap perempuan tidak seharusnya dijadikan bahan satir. Ia menambahkan bahwa mengingat banyak penggemar Carpenter adalah perempuan muda, gambar tersebut bisa membuat anak perempuan percaya bahwa tunduk pada hasrat laki-laki (bahkan yang bersifat kekerasan) adalah sesuatu yang menyenangkan, kasual, dan seksi.

Beberapa warganet juga mengkritik waktu peluncuran gambar tersebut, mengingat suasana politik di AS saat ini yang memperketat hak-hak reproduksi perempuan. “Kontrol perempuan atas tubuh mereka sedang dicabut di AS, dan gambar ini terasa tidak sensitif,” tulis seorang pengguna Instagram.

‘Strategi Merek’?

Profesor Catherine Rottenberg dari Goldsmiths University of London mengatakan terlepas dari interpretasi gambar tersebut, Carpenter kemungkinan sengaja memanfaatkan kontroversi untuk menjual citra dan mereknya. “Perdebatan soal representasi yang dipicu oleh sampul album ini akan mendorong penjualan, meningkatkan popularitas, dan menjangkau audiens lebih luas,” ujarnya.

Ini bukan kali pertama karya Carpenter menuai kontroversi. Sang penyanyi berusia 26 tahun memang dikenal lewat gaya pop yang ceria namun berani, dengan lirik seksual eksplisit, penampilan menggoda, dan improvisasi akhir lagu Nonsense yang bersifat cabul.

Pada ajang Brit Awards Maret lalu, badan pengawas media Ofcom menerima 825 keluhan, mayoritas terkait penampilan pembuka Carpenter yang mengenakan gaun mini merah bergaya militer, lengkap dengan stoking dan suspender.

Dalam pertunjukan yang disiarkan langsung oleh ITV tersebut, Carpenter juga terlihat melakukan gerakan sugestif dengan seorang penari pria yang mengenakan kostum tentara dan topi bulu besar khas penjaga kerajaan Inggris.

Kritikus budaya Lucy Ford sebelumnya mengatakan bahwa Sabrina tahu apa yang dia lakukan dalam pertunjukannya. “Sabrina dengan sengaja tampil genit dan menggoda dalam musiknya, dan itu terasa sebagai bentuk perayaan — menyenangkan, konyol, dan tidak terlalu serius,” ujar Ford.***