Saham Perbankan Merana, Kapitalisasi Empat Bank Besar Susut Hingga 39% dalam Setahun

KLIK WARTAKU – Sektor perbankan menjadi sorotan di Bursa Efek Indonesia setelah saham-saham bank besar mencatat penurunan tajam dalam setahun terakhir. Data perdagangan hingga Kamis (25/9) pukul 11.59 WIB menunjukkan kapitalisasi sejumlah bank pelat merah dan swasta tergerus signifikan, seiring tekanan pasar global, suku bunga tinggi, dan pelemahan rupiah.

Bank Mandiri Jadi yang Tertekan

Saham Bank Mandiri (IDX: BMRI) anjlok paling dalam, turun 39,17% yoy ke level Rp4.380. Penurunan ini menandai sentimen negatif investor atas prospek margin bunga bersih (NIM) yang tertekan dan meningkatnya biaya dana.

Trio Bank Pelat Merah

• Bank Rakyat Indonesia (IDX: BBRI) merosot 23% yoy ke Rp4.100.

  Baca Juga:

  

  BULOG Siap Serap Gabah Rp6.500/Kg untuk Perkuat Stok Beras Nasional

• Bank Negara Indonesia (IDX: BBNI) tertekan 25,36% yoy ke Rp4.180.

• Bank Tabungan Negara (IDX: BBTN) turun lebih ringan, 13,15% yoy ke Rp1.255.

Meskipun tetap mencatat pertumbuhan kredit, investor menilai risiko kualitas aset meningkat di tengah tren kredit konsumtif yang melambat.

Baca Juga:

Harga Emas Antam Masih Berkutat Rp2,171 Juta per Gram

Bank Swasta Besar Ikut Tekanan

Saham Bank Central Asia (IDX: BBCA) – bank dengan kapitalisasi terbesar – ikut terkoreksi 29,03% yoy ke Rp7.700. Sementara Bank CIMB Niaga (IDX: BNGA) turun 11,89% yoy ke Rp1.705 dan Bank Danamon Indonesia (IDX: BDMN) melemah 9,85% yoy ke Rp2.380.

Analis menilai tekanan pada BBCA menjadi indikator kekhawatiran investor asing terhadap stabilitas sektor keuangan Indonesia di tengah depresiasi rupiah dan arus keluar dana asing (capital outflow).

Prospek ke Depan

Menurut pengamat pasar, saham perbankan masih akan menghadapi volatilitas tinggi dalam beberapa bulan ke depan. Faktor penentu meliputi:

Baca Juga:

Industri Tekstil RI Mulai Pulih, Kemenperin Tegaskan Aturan Impor TPT Lebih Ketat

• Arah kebijakan moneter Bank Indonesia.

• Stabilitas nilai tukar rupiah.

• Laju pertumbuhan kredit di tengah perlambatan ekonomi domestik.

  Baca Juga:

  

  Kemenperin Targetkan Net Zero Emission 2050, Selaras dengan Visi Presiden Prabowo

Jika tekanan eksternal berlanjut, investor kemungkinan tetap berhati-hati terhadap sektor perbankan meski valuasi mulai terlihat menarik bagi sebagian pelaku pasar jangka panjang. **