Saham Boeing Anjlok Imbas Tragedi Jatuhnya Pesawat di India

KLIK WARTAKU – Harga saham Boeing bergerak melemah pada Jumat (13/6/2025) menyusul kecelakaan tragis Boeing 787 Dreamliner milik Air India yang menewaskan lebih dari 240 orang.

Sentimen investor tertekan oleh berita crash tersebut, sehingga saham Boeing mengalami penurunan signifikan. Data historis dari Yahoo Finance menunjukkan penutupan saham Boeing di level US$200,32, turun dari US$203,75 sehari sebelumnya.

Baca Juga:

UMKM Panen Rezeki dari Program Makan Bergizi Gratis

Reaksi pasar mencerminkan kecemasan atas kemungkinan pengawasan regulator dan potensi penundaan atau penarikan kembali jet Dreamliner di berbagai negara.

Reuters mencatat bahwa Boeing kehilangan hampir 4,9% sebelum sesi pasar Jumat, dipicu oleh kecelakaan tersebut dan meningkatnya ketidakpastian terhadap pemulihan perusahaan di bawah CEO Kelly Ortberg.

Menurut Fortune India, dalam perdagangan pra-pasar Jumat, harga saham Boeing terkoreksi sekitar 1,5%, mencerminkan kekhawatiran lanjutan investor terhadap reputasi dan prospek jangka pendek perusahaan pasca-kecelakaan.

Baca Juga:

Pemerintah Longgarkan Aturan Izin dan Operasi Koperasi Desa Merah Putih

MarketBeat memperkirakan penurunan menyentuh level intraday US$195,28, dengan volume perdagangan yang menurun dibanding rata-rata harian, mencerminkan pelaku pasar yang berhati-hati.

Meskipun tekanan negatif masih terasa, analis dari RBC, Jefferies, dan Citigroup mempertahankan rekomendasi “buy” dengan target harga antara US$230–250, menunjukkan bahwa penurunan ini dipandang sebagai reaksi pasar jangka pendek terhadap insiden, bukan perubahan fundamental perusahaan.

Namun, situs analitik Trefis mengingatkan bahwa Boeing memiliki rasio utang terhadap ekuitas yang tinggi (~33%) dan stabilitas keuangan yang dianggap lemah, membuat sahamnya rentan terhadap krisis eksternal .

Baca Juga:

OJK Kuasai Pengawasan Kripto: Era Baru Dimulai

Sementara itu, harga minyak dunia yang melonjak akibat ketegangan Timur Tengah turut mendorong sektor pertahanan. Namun, sentimen positif ini belum mampu mengompensasi kekhawatiran global terhadap keamanan Boeing setelah kecelakaan tragis tersebut .