klikwartaku.com
Beranda Ekonomi Saham Perbankan Kompak Melemah, BBCA Paling Terpukul

Saham Perbankan Kompak Melemah, BBCA Paling Terpukul

Ilustrasi penurunan saham-saham sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

KLIK WARTAKU – Saham perbankan melemah pada perdagangan Senin, 8 Juli 2025. Sebagian besar emiten bank mencatat koreksi, dipimpin penurunan signifikan pada saham Bank Central Asia (BBCA), bank-bank Himbara, dan Bank Jago (ARTO).

Namun di tengah tekanan tersebut, Bank Syariah Indonesia (BRIS) dan Bank OCBC NISP (NISP) justru berhasil mencetak kenaikan.

Saham Bank Melemah Hari Ini

Penurunan saham perbankan terjadi merata, termasuk pada bank-bank berkapitalisasi besar.

Berikut data penutupan saham bank 8 Juli 2025:

Saham Bank Jago (ARTO) tercatat mengalami penurunan paling tajam secara persentase, yakni −2,59%. Sementara BBCA menjadi penyumbang koreksi terbesar secara nominal.

BRIS dan NISP Menguat di Tengah Tekanan

Berbeda dari mayoritas saham bank lainnya, BRIS dan NISP justru mencatat kenaikan:

Saham BRIS menguat ditopang sentimen positif terhadap sektor perbankan syariah yang kian diminati. NISP tampil stabil karena dianggap sebagai saham defensif dengan volatilitas rendah.

Tarif Resiprokal Trump 32% untuk Indonesia Mulai Berlaku 1 Agustus 2025

Pasar keuangan juga dibayangi oleh kabar dari Amerika Serikat. Presiden Donald Trump mengumumkan akan memberlakukan tarif impor resiprokal sebesar 32% terhadap produk Indonesia mulai 1 Agustus 2025.

Langkah ini bagian dari kebijakan perdagangan AS yang menargetkan negara-negara dengan defisit perdagangan tinggi terhadap AS. Indonesia termasuk di antaranya.

Kebijakan ini diprediksi akan berdampak pada sektor ekspor dan perdagangan nasional, serta berisiko menekan nilai tukar rupiah dan menambah beban sektor keuangan, termasuk perbankan.

Investor saat ini bersikap hati-hati terhadap saham bank, terutama yang memiliki eksposur besar terhadap bisnis ekspor-impor dan korporasi.

Analis menyebut koreksi ini masih bersifat teknikal dan profit taking, namun sentimen eksternal seperti tarif Trump dan gejolak global perlu terus diwaspadai.

Kunjungi Medsos Klikwartaku.com

Klik di sini
Bagikan:

Iklan