klikwartaku.com
Beranda Internasional Ribuan Warga Palestina Mengungsi Saat Israel Gempur Gaza City

Ribuan Warga Palestina Mengungsi Saat Israel Gempur Gaza City

Ribuan warga Palestina terpaksa mengungsi dari Gaza City di tengah serangan darat besar-besaran Israel. Foto: Tangkapan layar YouTube ABC News (Australia)

KLIKWARTAKU — Ribuan warga Palestina kembali mengungsi dari Gaza City setelah militer Israel meningkatkan serangan darat besar-besaran yang kini memasuki hari kedua. Serangan ini menyasar ratusan titik, termasuk fasilitas kesehatan anak, dan menewaskan puluhan warga sipil.

Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas melaporkan bahwa Rumah Sakit Anak al-Rantisi menjadi target tiga kali serangan Israel, memaksa separuh pasien dan keluarganya dievakuasi. Meski tidak ada korban jiwa di rumah sakit, fasilitas vital seperti tangki air, panel surya, hingga pendingin udara hancur.

Rumah sakit tersebut merupakan satu-satunya pusat layanan untuk anak penderita kanker, gagal ginjal, dan penyakit serius lainnya.

Sementara itu, rumah sakit lain melaporkan setidaknya 35 warga Palestina tewas akibat gempuran Israel pada Rabu, sebagian besar di wilayah utara Gaza. Militer Israel mengklaim telah menghantam lebih dari 150 target di Gaza City dalam dua hari terakhir untuk mendukung pasukan daratnya.

Israel menyebut operasi ini bertujuan membebaskan sandera dan menumpas sekitar 3.000 pejuang Hamas yang dianggap sebagai “benteng terakhir” kelompok tersebut. Namun, serangan yang menargetkan warga sipil memicu kecaman internasional.

Lebih dari 20 lembaga kemanusiaan, termasuk Oxfam dan Save the Children, menyebut situasi di Gaza sebagai “tidak manusiawi” dan mendesak intervensi segera menjelang Sidang Umum PBB pekan depan.

Gelombang Pengungsi dan Biaya Tinggi

Ribuan keluarga meninggalkan Gaza City dengan kereta keledai, becak, hingga truk penuh barang. Namun biaya pengungsian kian mencekik: sewa truk kecil dilaporkan mencapai setara Rp15 juta, sementara tenda sederhana bisa tembus Rp20 juta.

Lina al-Maghrebi (32), seorang ibu tiga anak, mengaku terpaksa menjual perhiasannya demi biaya perjalanan. “Kami bayar 3.500 shekel (Rp18 juta) untuk sampai ke Khan Younis. Perjalanan itu memakan 10 jam dan antrean kendaraan seperti tak ada ujungnya,” ungkapnya.

Hingga kini, 350 ribu orang disebut telah meninggalkan Gaza City menurut militer Israel, sementara PBB mencatat sekitar 190 ribu sejak Agustus. Diperkirakan masih ada 650 ribu warga yang bertahan di kota tersebut.

Tekanan Politik Internasional

Selain kecaman lembaga kemanusiaan, Paus Leo XIV menyebut kondisi warga Palestina di Gaza “tidak dapat diterima” dan kembali menyerukan gencatan senjata. Uni Eropa juga tengah membahas usulan sanksi terhadap Israel, termasuk pembekuan sebagian perjanjian dagang dan sanksi bagi menteri ekstremis serta pemukim Yahudi yang melakukan kekerasan.

Situasi semakin memanas sehari setelah Komisi Penyelidikan PBB menyimpulkan bahwa Israel telah melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza, termasuk serangan sistematis terhadap anak-anak, perempuan, serta situs budaya dan pendidikan. Israel menolak keras laporan tersebut dan menyebutnya “distorsi penuh kebohongan”.

Sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023, Israel telah menewaskan sedikitnya 64.964 warga Palestina, hampir separuhnya perempuan dan anak-anak. PBB kini memperingatkan bahwa serangan darat terbaru akan membawa warga sipil Gaza pada “bencana kemanusiaan yang lebih dalam”, di tengah kelaparan yang sudah dinyatakan terjadi di Gaza City.***

Kunjungi Medsos Klikwartaku.com

Klik di sini
Bagikan:

Iklan