Ribuan Warga Austria Doa Bersama untuk Korban Penembakan Sekolah yang Tewaskan 10 Orang
KLIKWARTAKU – Ribuan warga Austria menggelar doa bersama dengan menyalakan lilin untuk mengenang para korban penembakan tragis di sebuah sekolah di Graz, yang menewaskan 10 orang.
Polisi menyatakan pelaku berusia 21 tahun, yang merupakan mantan siswa sekolah tersebut, ditemukan tewas bunuh diri di kamar mandi sekolah tak lama setelah melancarkan serangan pada Selasa lalu. Aksi penembakan ini menjadi insiden paling mematikan dalam sejarah terbaru Austria.
Peristiwa ini terjadi di Sekolah Menengah Dreierschützengasse yang terletak di barat laut kota Graz. Selain korban jiwa, 12 orang lainnya mengalami luka-luka, beberapa di antaranya dalam kondisi serius. Motif pelaku masih dalam penyelidikan oleh pihak berwenang.
Korban yang tewas terdiri dari enam perempuan dan tiga laki-laki, serta satu korban perempuan lainnya yang meninggal saat dirawat di rumah sakit. Dilaporkan bahwa tujuh dari korban meninggal adalah pelajar sekolah tersebut.
Pada malam harinya, ribuan warga Graz berkumpul di alun-alun utama kota untuk mengadakan doa bersama dalam keheningan, menjadikan tempat itu lautan cahaya lilin. Sebagian besar peserta merupakan anak muda yang datang sendiri atau bersama teman dan keluarga, membawa lilin, menangis, atau berdoa dalam diam.
Mereka kemudian menyerahkan lilin kepada para relawan yang menyusunnya di sekitar air mancur Johann, ikon di jantung kota tua Graz yang berada tepat di depan balai kota. Pada malam itu, air mancur tersebut menjadi simbol duka dan solidaritas rakyat Austria.
“Ketika mendengar kabarnya, rasa simpati begitu besar, mungkin saja kamu mengenal salah satu korban,” ujar Felix Platzer, warga yang ikut berkumpul. “Ini adalah contoh solidaritas. Berkabung bersama-sama membuat kesedihan lebih mudah untuk dihadapi,” tambahnya.
Pemerintah Austria menetapkan tiga hari masa berkabung nasional. Selain itu, pada Rabu pukul 10.00 waktu setempat, seluruh negeri akan mengheningkan cipta selama satu menit untuk mengenang para korban.
Bendera di Istana Hofburg di Wina, tempat kantor Presiden Alexander Van der Bellen, dikibarkan setengah tiang. Sekolah tempat kejadian akan ditutup hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Kanselir Austria, Christian Stocker, menyebut hari Selasa sebagai hari kelam dalam sejarah negara mereka dan menyatakan peristiwa ini sebagai tragedi nasional. “Sekolah bukan hanya tempat belajar, tetapi juga tempat untuk merasa aman, membangun kepercayaan, dan merancang masa depan,” ujarnya dalam konferensi pers.
“Tempat aman ini kini telah dilanggar. Di tengah masa sulit seperti ini, nilai-nilai kemanusiaan menjadi kekuatan terbesar kita,” tambahnya. Serangan ini, lanjut dia, telah menghantam jantung bangsa kita. “Para korban adalah anak-anak muda yang seharusnya masih memiliki masa depan yang panjang di hadapan mereka,” sesalnya.***
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage