klikwartaku.com
Beranda Lifestyle Psikolog Ungkap Bahaya Bucin, Jangan Sampai Hidupmu Hanya Demi Pasangan

Psikolog Ungkap Bahaya Bucin, Jangan Sampai Hidupmu Hanya Demi Pasangan

Ilustrasi bucin berlebihan

KLIKWARTAKU – Cinta itu indah. Siapa sih yang tidak senyum-senyum sendiri ketika diingatkan oleh pasangan? Rasanya dunia jadi penuh warna. Tapi hati-hati, ketika rasa cinta ini berubah jadi “bucin” alias budak cinta, efeknya tidak lagi manis. Alih-alih bikin bahagia, bucin justru bisa menyeret kesehatan mental seseorang ke titik yang tidak sehat.

Banyak orang menganggap bucin itu lucu, romantis, bahkan jadi bahan bercandaan. Namun di balik itu, kondisi ini bisa mengarah pada codependency atau ketergantungan emosional berlebihan pada pasangan. Dalam istilah psikologi, codependency adalah ketika seseorang terlalu menggantungkan validasi, persetujuan, bahkan kebahagiaan pada pasangannya, sampai rela mengorbankan diri sendiri.

Menurut data Gitnux, sekitar 80% individu dengan codependency mengaku kesulitan mengakhiri hubungan yang tidak sehat karena ikatan emosional yang terlalu kuat. Jadi jangan anggap remeh ya, karena bucin bisa memengaruhi harga diri, kecemasan, bahkan berujung depresi.

  1. Stres dan Kecemasan Berlebih

Bucin bikin pikiran nggak tenang. Kalau pasangan telat balas chat saja, hati langsung gelisah. Pertanyaan seperti “Dia masih sayang nggak ya?” atau “Kenapa hari ini terasa jauh banget?” jadi makanan sehari-hari.

Kondisi ini membuat otak bekerja seakan dalam mode darurat terus-menerus. Hasilnya? Stres kronis dan kecemasan. Tidak hanya mengganggu emosi, tapi juga bisa menurunkan kesehatan fisik.

  1. Menurunkan Kepercayaan Diri

Ketika hidup terlalu digantungkan pada pasangan, harga diri pun ikut naik-turun. Kalau pasangan perhatian, rasanya dunia indah. Tapi kalau sedikit saja cuek, langsung merasa tidak berharga.

Siklus ini berbahaya karena perlahan membuat orang lupa bahwa nilai dirinya bukan ditentukan orang lain, melainkan dirinya sendiri.

  1. Kesulitan Membuat Keputusan

Orang yang terlalu bucin biasanya sulit mengambil keputusan sendiri. Hal-hal sepele seperti nongkrong bareng teman atau memilih jam pulang bisa terasa rumit tanpa restu pasangan.

Lama-lama, kebiasaan ini membuat seseorang kehilangan kepercayaan diri dalam menentukan jalan hidupnya. Semua langkah harus menunggu “izin” dari pasangan.

  1. Kehilangan Identitas

Ini dampak paling ekstrem: kehilangan jati diri. Demi menyenangkan pasangan, hobi lama ditinggalkan, prinsip dilupakan, bahkan impian pribadi dikorbankan. Perlahan-lahan, identitas pribadi terkikis.

Dan ketika hubungan berakhir, rasa kosong itu muncul karena tidak lagi tahu siapa dirinya tanpa pasangan.

  1. Risiko Depresi

Bucin yang tidak sehat bisa menjadi pintu masuk depresi. Ketergantungan emosional, rasa tidak berharga, hingga kehilangan identitas adalah faktor-faktor yang bisa memicu gangguan suasana hati.

Dalam kasus tertentu, patah hati akibat bucin bisa memicu rasa putus asa yang serius.

Tenang, ada jalan keluarnya. Langkah pertama adalah sadar. Dengan membaca ini saja, kamu sudah mengambil langkah penting untuk menghindari hubungan yang tidak sehat.

Beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan antara lain:

  • Menetapkan dan menjaga batasan sehat dalam hubungan.
  • Menghargai diri sendiri tanpa bergantung pada validasi pasangan.
  • Menemukan kembali identitas, hobi, dan mimpi pribadi yang sempat hilang.
  • Tidak ragu meminta dukungan dari teman atau terapis.

Yang terpenting, ingatlah bahwa kamu tidak sendirian. Selalu ada orang-orang yang siap mendukungmu untuk membangun hubungan yang sehat dan membahagiakan.

 

Kunjungi Medsos Klikwartaku.com

Klik di sini
Bagikan:

Iklan