klikwartaku.com
Beranda Internasional Proyek Kota Futuristik Akon di Senegal Resmi Dibatalkan, Diganti Rencana Lebih Realistis

Proyek Kota Futuristik Akon di Senegal Resmi Dibatalkan, Diganti Rencana Lebih Realistis

Ilustrasi proyek ambisius bangun kota futuristik Akon City di Senegal Afrika Barat

KLIKWARTAKU – Proyek ambisius senilai $6 miliar yang digagas musisi dunia Akon untuk membangun kota futuristik di Senegal resmi dibatalkan. Setelah lima tahun penuh janji dan harapan, Akon City tak lagi ada dalam peta pembangunan negeri Afrika Barat itu.

“Kota Akon tidak akan dilanjutkan,” ujar Serigne Mamadou Mboup, Kepala Badan Pengembangan Pariwisata Senegal (SAPCO). “Namun kami telah mencapai kesepakatan baru dengan Akon untuk mengembangkan proyek yang lebih realistis dan dapat diwujudkan. SAPCO akan mendukung penuh rencana tersebut.”

Akon (bernama asli Alioune Badara Thiam) pernah mencuri perhatian dunia saat mengumumkan proyek spektakulernya pada 2018. Kota impian seluas 800 hektare di kawasan Mbodiène, sekitar 100 km dari ibu kota Dakar, dijanjikan akan menjadi “Wakanda nyata” bagi Afrika: canggih, berkelanjutan, dan seluruh transaksinya berbasis kripto bernama Akoin. Namun sayangnya, kenyataan jauh dari harapan.

Lima Tahun Janji, Tanpa Aksi

Setelah seremoni peluncuran yang megah, lokasi pembangunan tetap sepi. Satu-satunya bangunan yang tampak hanyalah gedung resepsionis yang tak pernah selesai dibangun. Tak ada jalan, perumahan, jaringan listrik, apalagi rumah sakit atau pusat perbelanjaan seperti yang dijanjikan di fase pertama proyek.

“Kami dijanjikan lapangan kerja dan kemajuan,” kata salah satu warga setempat. “Tapi sampai sekarang, tidak ada yang berubah.”

Akon sendiri mengakui bahwa proyeknya tidak dikelola dengan baik. Ia bahkan mengatakan, “Saya bertanggung jawab penuh atas kekacauan ini.”

Kripto yang Terkendala Regulasi

Selain masalah manajemen dan pendanaan, proyek ini juga tersandung masalah hukum. Kripto Akoin yang dirancang sebagai mata uang utama di Akon City bertentangan dengan kebijakan Bank Sentral Afrika Barat (BCEAO), yang mengatur penggunaan franc CFA sebagai mata uang resmi. Seperti banyak bank sentral lain, BCEAO menyatakan penolakannya terhadap kripto sebagai alat tukar sah.

Akibat berbagai hambatan tersebut, harapan akan berdirinya kota berteknologi tinggi dan ramah lingkungan itu pun memudar.

Arah Baru: Proyek Realistis dan Strategis

Meski Akon City resmi dihentikan, pemerintah Senegal tidak sepenuhnya menutup pintu bagi sang bintang. Kini, Akon dan pemerintah bekerja sama merancang proyek baru yang dinilai lebih membumi dan sesuai kebutuhan lokal.

Lahan di Mbodiène tetap dianggap strategis, terlebih dengan semakin dekatnya Olimpiade Pemuda 2026, yang diperkirakan akan meningkatkan arus wisatawan ke kawasan tersebut.

Dari mimpi menjadi pelajaran, proyek Akon City menunjukkan bahwa visi besar perlu ditopang oleh perencanaan matang dan realisme yang kuat. Kini, Senegal dan Akon punya peluang kedua—bukan untuk membangun “Wakanda”, tapi sesuatu yang benar-benar bisa berdiri.***

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan