klikwartaku.com
Beranda Internasional Protes Gen Z Guncang Madagaskar, Presiden Rajoelina Pecat Pemerintahannya

Protes Gen Z Guncang Madagaskar, Presiden Rajoelina Pecat Pemerintahannya

Demonstrasi Gen Z menuntut perbaikan layanan publik hingga mundurnya Presiden Andry Rajoelina. Foto: Tangkapan layar YouTube Reuters

KLIKWARTAKU —Gelombang demonstrasi terbesar dalam lebih dari 15 tahun terakhir mengguncang Madagaskar. Ribuan orang turun ke jalan di berbagai kota selama sepekan terakhir, dipimpin gerakan pemuda Gen Z Mada yang awalnya menuntut perbaikan layanan publik, namun kini berubah menjadi seruan politik menuntut Presiden Andry Rajoelina mundur.

Protes dipicu oleh penangkapan dua politisi kota pada 19 September lalu yang hendak menggelar aksi damai menyoroti krisis pasokan listrik dan air. Aksi penahanan itu memicu kemarahan publik dan solidaritas luas dari organisasi masyarakat sipil hingga serikat pekerja besar di negara tersebut.

Meski Presiden Rajoelina telah memecat seluruh menterinya pada Senin 30 September lalu dengan alasan kinerja buruk, langkah itu gagal meredam gejolak. Menurut laporan PBB, sedikitnya 22 orang tewas dan lebih dari 100 orang luka-luka, meski pemerintah Madagaskar membantah angka itu sebagai “desas-desus dan informasi salah”.

Gelombang Tuntutan Meluas

Demonstran menuding perusahaan listrik negara, Jirama, sarang korupsi dan tidak mampu menjamin hak dasar rakyat. Bendera dan spanduk bertuliskan “Rajoelina Out” berkibar di ibu kota Antananarivo, sementara seruan pembubaran parlemen dan pengadilan tertinggi semakin nyaring di media sosial.

Tokoh oposisi, Siteny Randrianasoloniaiko dan mantan Presiden Marc Ravalomanana, turut mendukung aksi ini melalui pernyataan bersama. Mereka menolak tawaran bergabung dengan pemerintahan Rajoelina karena dianggap sebagai “pengkhianatan terhadap rakyat Madagaskar”.

Respon Pemerintah dan Risiko Politik

Pemerintah memperketat keamanan dengan memberlakukan jam malam, menutup sekolah di ibu kota, serta menggunakan gas air mata dan meriam air untuk membubarkan massa. Kementerian Keuangan bahkan dilaporkan dibakar saat kerusuhan.

Rajoelina menjanjikan bantuan Bank Dunia untuk mengatasi krisis listrik dan berjanji mendukung dunia usaha yang terdampak kerusuhan. Namun, janji itu tidak cukup menghentikan kemarahan publik.

Madagaskar, salah satu negara termiskin di dunia dengan 75 persen penduduk hidup di bawah garis kemiskinan, kini menghadapi ujian politik besar. Analis menilai situasi bisa semakin memburuk bila pemerintah hanya mengandalkan represi, terlebih jika militer menolak terus menuruti perintah untuk menekan rakyat.

“Madagaskar berisiko masuk ke dalam fragmentasi politik dan kekacauan ekonomi jika pemerintah tidak mengedepankan akuntabilitas,” ujar aktivis HAM Ketakandriana Rafitoson.

Sejarah Madagaskar sendiri diwarnai gejolak politik, termasuk aksi massa 2009 yang memaksa Presiden Ravalomanana mundur dan mengantarkan Rajoelina berkuasa untuk pertama kali. Kini, setelah kembali memimpin sejak 2018 dan menang dalam pemilu kontroversial 2023, masa depan kepemimpinan Rajoelina kembali dipertaruhkan.***

Kunjungi Medsos Klikwartaku.com

Klik di sini
Bagikan:

Iklan