Presiden Prabowo Tegaskan Indonesia Tetap Jadi Negara Non-Blok

KLIKWARTAKU – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan bahwa Indonesia akan tetap konsisten menjalankan politik luar negeri yang bebas dan aktif, tanpa berpihak pada blok manapun. Penegasan ini disampaikan dalam pidato kenegaraan pada Sidang Tahunan MPR RI di Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat 15 Agustus 2025.

“Kami tetap berada pada garis non-blok, garis non-aligned. Kami tidak akan berpihak kepada blok mana pun. Prinsip ini selalu kami sampaikan di berbagai forum internasional. Politik luar negeri Indonesia adalah bebas dan aktif. Kita ingin damai dengan semua pihak,” ujar Presiden Prabowo.

Presiden juga menekankan bahwa Indonesia tidak menginginkan keterlibatan dalam konflik atau perang dalam bentuk apa pun, serta berupaya keras untuk menghindarinya. Menurutnya, perang hanya akan membawa disrupsi dan menghambat kemajuan suatu bangsa.

Baca Juga:

Mahkamah Agung RI Resmi Luncurkan 13 Inovasi Digital

“Kita tidak ingin terlibat dalam perang. Kita harus menghindari konflik. Karena itu, politik luar negeri yang saya jalankan dan saya umumkan adalah politik ‘seribu kawan terlalu sedikit, satu lawan terlalu banyak’,” tegasnya.

Dalam pidatonya, Presiden Prabowo juga menyoroti keberhasilan diplomasi Indonesia di tingkat global, salah satunya adalah pencapaian menjadi anggota penuh kelompok kerja sama ekonomi dan geopolitik BRICS pada 6 Januari 2025. Ia menilai langkah tersebut sebagai bentuk penguatan posisi Indonesia di panggung dunia.

“Kami menegakkan kedaulatan Indonesia di tingkat global. Bergabungnya Indonesia dengan BRICS merupakan bagian dari strategi untuk memperkuat peran dan posisi bangsa di tengah dinamika global,” jelasnya.

Baca Juga:

The Jupiters Tampil Memukau di Langit Istana pada Peringatan HUT ke-80 R

Lebih lanjut, Presiden mengungkapkan bahwa Indonesia kini juga tengah menjalani proses aksesi sebagai anggota Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD). Jika berhasil, Indonesia akan menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang diterima sebagai kandidat resmi anggota organisasi tersebut.***