klikwartaku.com
Beranda Nasional Praktisi AI Usulkan Pembentukan Dewan Etika AI Nasional

Praktisi AI Usulkan Pembentukan Dewan Etika AI Nasional

Ilustrasi AI

KLIKWARTAKU – Praktisi kecerdasan buatan (AI), Kun Wardana, mengusulkan pembentukan Dewan Etika AI Nasional sebagai langkah antisipatif terhadap potensi penyalahgunaan teknologi AI. Menurutnya, lembaga ini penting untuk mengawasi serta mengarahkan perkembangan AI di Indonesia agar tetap sesuai dengan nilai-nilai bangsa.

“Dewan ini bisa menjadi lembaga yang merumuskan pengembangan AI berbasis nilai-nilai Pancasila dan budaya bangsa, sekaligus merancang regulasi yang sejalan dengan pesatnya perkembangan teknologi,” ujarnya, Rabu 11 Juni 2025.

Kun menilai bahwa regulasi yang ada saat ini belum mampu mengejar kecepatan evolusi teknologi AI. Oleh karena itu, diperlukan lembaga khusus yang fokus menangani aspek etika dan pengembangan AI secara komprehensif.

Ia menekankan bahwa pembentukan Dewan Etika AI Nasional harus melibatkan berbagai pemangku kepentingan, tidak hanya dari instansi pemerintah seperti Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), tetapi juga para akademisi, pakar, dan praktisi AI.

Kun juga menyambut baik upaya pemerintah yang saat ini tengah menyusun peta jalan AI nasional, yang direncanakan akan diluncurkan pada Agustus 2025. Namun ia berharap peta jalan tersebut benar-benar dapat mengakomodasi berbagai aspek, termasuk etika, keamanan, dan pengembangan AI nasional.

Sementara itu, Ketua Indonesia Cyber Security, Ardi Sutedja, menilai peta jalan AI yang tengah disusun pemerintah masih belum mampu menjawab tantangan perkembangan AI yang sangat cepat.

“Peta jalan itu belum sepenuhnya mengakomodasi potensi pengembangan AI di dalam negeri. Selain itu, penyusunannya dinilai kurang melibatkan praktisi atau pihak yang benar-benar memahami AI,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa penyusunan kebijakan semacam ini seharusnya tidak hanya mempertimbangkan aspek bisnis, tetapi juga aspek sosial, etika, dan dampak negatif AI. “Peta jalan ini seharusnya juga bisa mendorong kemandirian teknologi agar Indonesia tidak terus menjadi konsumen 100 persen,” tambahnya.

Di sisi lain, Kun Wardana juga menekankan pentingnya peningkatan literasi masyarakat terhadap teknologi AI, mengingat penggunaannya yang kini semakin meluas dan mudah diakses melalui platform seperti ChatGPT, Gemini, hingga Microsoft Copilot.

Ia memperingatkan bahwa di balik berbagai manfaat AI, terdapat potensi penyalahgunaan, seperti penipuan menggunakan rekayasa suara dan video (deepfake) untuk meniru identitas seseorang.

“Karena itu, masyarakat juga perlu dibekali pemahaman yang cukup agar dapat menggunakan AI secara bijak dan waspada terhadap potensi ancaman,” tutupnya.

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan