Pornhub Akan Terapkan Pemeriksaan Usia Disetujui Pemerintah di Inggris
KLIKWARTAKU – Pornhub dan sejumlah situs dewasa besar lainnya telah mengonfirmasi mereka akan mulai menerapkan pemeriksaan usia yang lebih ketat bagi pengguna mulai bulan depan.
Perusahaan induk Pornhub, Aylo, mengatakan akan menggunakan metode verifikasi usia yang disetujui pemerintah, meskipun belum merinci bagaimana pengguna akan diminta membuktikan bahwa mereka berusia di atas 18 tahun.
Regulator Ofcom sebelumnya menegaskan bahwa sekadar mengklik tombol untuk mengonfirmasi usia (yang selama ini dilakukan situs dewasa) tidak lagi memadai. Ofcom menyatakan perubahan ini akan menyesuaikan perlakuan terhadap konten pornografi dengan standar layanan dewasa di dunia nyata.
Undang-Undang Keamanan Daring (Online Safety Act) mewajibkan situs dewasa untuk mulai menerapkan teknik pemeriksaan usia yang ketat dan andal pada musim panas ini. Metode yang disetujui termasuk permintaan ID berfoto atau pemeriksaan kartu kredit sebelum pengguna dapat mengakses konten seksual eksplisit.
“Selama ini, masyarakat telah melindungi anak-anak dari produk yang tidak sesuai, seperti alkohol, rokok, dan perjudian,” kata Oliver Griffiths, direktur keselamatan daring Ofcom. “Terlalu lama anak-anak hanya sejauh satu klik dari pornografi berbahaya di internet.”
Griffiths mengatakan komitmen dari Aylo dan penyedia lain seperti Stripchat dan Streamate dalam menerapkan sistem baru menunjukkan bahwa perubahan sedang terjadi. Menurut riset terbaru Ofcom, 8% anak usia 8–14 tahun di Inggris telah mengakses situs atau aplikasi porno dalam periode 28 hari—termasuk sekitar 3% anak usia 8–9 tahun.
Derek Ray-Hill, kepala eksekutif sementara di Internet Watch Foundation, memperingatkan bahwa paparan pornografi di usia dini, terutama konten seksual yang mengandung kekerasan, dapat menormalkan perilaku berbahaya di dunia nyata.
Rani Govender, manajer kebijakan perlindungan anak daring dari NSPCC, menyambut baik langkah ini: “Teknologi verifikasi usia yang efektif dapat berperan penting dalam melindungi pengguna muda dari konten yang berbahaya dan tidak pantas.”
Pengawasan Ketat terhadap Keselamatan Anak
Pornhub adalah situs porno yang paling banyak dikunjungi di Inggris dan juga di dunia, menurut data dari Similarweb. Namun, situs ini telah berada di bawah sorotan regulator global terkait kemampuannya membatasi akses anak-anak ke konten dewasa.
Komisi Eropa bahkan membuka penyelidikan terhadap Pornhub dan dua platform dewasa lainnya pada akhir Mei. Di Inggris, Ofcom juga tengah menyelidiki sejumlah situs dewasa yang diduga tidak mematuhi aturan perlindungan anak.
Alex Kekesi, wakil presiden merek dan komunitas Aylo, mengatakan Ofcom menawarkan sejumlah metode verifikasi usia yang fleksibel dan tidak terlalu mengganggu dibandingkan di negara lain. “Model Ofcom adalah yang paling kuat sejauh ini dalam hal perlindungan nyata dan bermakna,” katanya.
“Ketika pemerintah dan regulator berdialog secara terbuka dengan industri, hasilnya bukan hanya kepatuhan yang lebih baik, tetapi juga solusi yang lebih cerdas dan efektif.”
Aylo menyatakan akan mulai menerapkan sistem verifikasi usia baru pada 25 Juli, namun belum mengungkap metode spesifik yang akan digunakan. Perusahaan berjanji akan menyediakan beberapa opsi bagi pengguna dan mengumumkan rincian lebih lanjut mendekati tanggal penerapan.
Kekhawatiran Privasi dan Keamanan Siber
Beberapa ahli serta kelompok hak digital menyuarakan keprihatinan bahwa kebijakan pemeriksaan usia ini dapat menimbulkan risiko privasi dan keamanan siber.
Open Rights Group, organisasi kebebasan sipil digital, mengatakan bahwa persyaratan pemeriksaan usia dalam Undang-Undang Keamanan Daring bisa membuka risiko keamanan siber baru bagi pengguna, dan mendorong anak-anak untuk mengakses situs yang lebih berbahaya.
“Sebagai orang tua, saya khawatir anak-anak yang mencoba menghindari verifikasi usia justru terpapar risiko yang lebih besar,” kata James Baker, manajer program kebebasan berekspresi Open Rights Group. “Mereka bisa masuk ke situs ilegal yang tak diawasi, memasang malware, atau jadi sasaran pelaku kejahatan.”
Kelompok ini juga meragukan apakah regulasi perlindungan data di Inggris cukup kuat untuk melindungi informasi sensitif seperti data identitas atau riwayat penelusuran yang mungkin dikumpulkan.***
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage