Pertukaran Tawanan Perang Rusia dan Ukraina Masih Belum Jelas
KLIKWARTAKU – Dalam putaran terakhir pembicaraan langsung di Istanbul awal pekan ini, pihak Rusia dan Ukraina sepakat untuk menukar semua tawanan perang yang sakit parah, yang berusia di bawah 25 tahun, serta jenazah sekitar 12.000 tentara.
Namun, pada Sabtu, negosiator utama Rusia, Vladimir Medinsky, mengklaim bahwa Ukraina secara tiba-tiba menunda penerimaan jenazah dan pertukaran tawanan perang untuk waktu yang tidak ditentukan.
Pernyataan ini langsung dibantah oleh Petro Yatsensko dari Koordinasi Nasional Tawanan Perang Ukraina, yang menyebut pernyataan Rusia itu tidak benar dan mengatakan bahwa pertukaran telah dijadwalkan ulang untuk dilakukan minggu depan.
Kantor Yatsensko menyatakan bahwa persiapan pertukaran masih berjalan. Ukraina menuduh Rusia memainkan permainan kotor dan tidak mematuhi parameter pertukaran yang telah disepakati. Apalagi belum ada tanggal pasti yang diumumkan untuk pelaksanaan pertukaran ini.
Medinsky juga mengklaim bahwa lebih dari seribu jenazah tentara Ukraina telah dibawa ke titik pertukaran yang telah disepakati, namun tidak ada pejabat Ukraina yang hadir. Ia juga menyatakan bahwa daftar berisi 640 nama tawanan perang telah diberikan ke Ukraina untuk memulai pertukaran.
Gelombang serangan udara Rusia dalam dua malam terakhir terjadi setelah Ukraina melakukan serangan drone terhadap pesawat-pesawat tempur strategis Rusia di empat pangkalan udara di wilayah Rusia. Dinas Keamanan Ukraina (SBU) menyebut operasi itu sebagai “Operasi Jaring Laba-Laba”, dan mengklaim telah mengenai sedikitnya 40 pesawat militer Rusia pada hari Minggu lalu.
Ukraina mengatakan bahwa mereka menggunakan 117 drone yang sebelumnya diselundupkan ke Rusia, ditempatkan dalam kabin kayu di atas truk yang dilengkapi atap yang bisa dikendalikan dari jarak jauh. Truk-truk tersebut kemudian dikendarai ke dekat pangkalan udara oleh sopir-sopir yang diduga tidak menyadari isi muatannya. Drone kemudian diluncurkan dari lokasi-lokasi tersebut secara jarak jauh.
Sementara itu, mantan Presiden AS Donald Trump mengomentari serangan Rusia, dengan menyebut bahwa Ukraina telah memberikan alasan bagi Putin untuk masuk dan membombardir mereka habis-habisan malam itu.
Rusia sendiri telah melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina sejak Februari 2022 dan hingga kini masih menguasai sekitar 20 persen wilayah Ukraina, termasuk Semenanjung Krimea yang dicaplok sejak 2014.***
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage