klikwartaku.com
Beranda Ekonomi Pertarungan Mobil Listrik vs Mobil Hybrid: Siapa Pemenang Era Transisi Energi Otomotif di Indonesia?

Pertarungan Mobil Listrik vs Mobil Hybrid: Siapa Pemenang Era Transisi Energi Otomotif di Indonesia?

Mobil Listrik VS Mobil Hybrid. (Dibuat menggunakan Google Gemini)

KLIK WARTAKU — Indonesia tengah berada di persimpangan penting dalam perjalanan transisi energi otomotif, di mana pertarungan antara mobil listrik (EV) dan mobil hybrid semakin intens.

Pemerintah terus mendorong percepatan elektrifikasi kendaraan demi target 20% penjualan kendaraan baru berbasis listrik pada tahun ini, namun pilihan konsumen dan tantangan infrastruktur masih mempengaruhi laju adopsi teknologi tersebut.

Data Kementerian Perindustrian menunjukkan, sepanjang kuartal pertama 2025, penjualan mobil listrik murni di Indonesia mencapai sekitar 15.000 unit, naik signifikan dibandingkan 7.000 unit pada periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu, mobil hybrid masih mendominasi pasar kendaraan ramah lingkungan dengan penjualan mencapai 40.000 unit di kuartal yang sama. Harga yang relatif lebih terjangkau dan kemudahan pengisian bahan bakar membuat hybrid masih jadi pilihan utama bagi banyak konsumen.

Namun, pemerintah telah menetapkan sejumlah langkah strategis untuk mengatasi hambatan pengembangan EV, seperti pembangunan stasiun pengisian daya listrik umum (SPKLU) yang kini tersebar di lebih dari 120 lokasi di seluruh Indonesia, serta pemberian insentif fiskal yang signifikan.

Peraturan Menteri ESDM Nomor 13 Tahun 2024 mengatur tarif listrik khusus untuk kendaraan listrik, sehingga biaya pengisian menjadi lebih kompetitif dibandingkan bahan bakar konvensional.

Di sisi lain, tantangan terbesar yang dihadapi EV adalah keterbatasan infrastruktur yang belum merata di seluruh daerah, serta harga kendaraan yang masih lebih tinggi, meski telah turun 10% sejak 2023 seiring dengan kemajuan teknologi baterai.

Waktu pengisian baterai yang masih relatif lama dibandingkan pengisian bahan bakar hybrid juga menjadi faktor yang dipertimbangkan konsumen.

Menurut pengamat otomotif dari Bloomberg Intelligence, Rendra Setiawan, “Hybrid akan terus menjadi solusi transisi utama di Indonesia, terutama di kawasan dengan akses listrik terbatas dan untuk konsumen yang menginginkan kemudahan.

Namun, tren global dan komitmen pemerintah memperlihatkan bahwa EV adalah masa depan jangka panjang yang tidak bisa dihindari.”

Produsen otomotif lokal dan global juga merespons dengan memperluas portofolio kendaraan listrik dan hybrid mereka. Toyota Astra Motor melaporkan peningkatan penjualan hybrid sebesar 25% pada 2025, sementara Hyundai dan Tesla makin agresif meluncurkan model EV baru di pasar Indonesia.

Investasi dalam produksi baterai dan teknologi motor listrik juga mulai digarap, termasuk kerja sama dengan perusahaan teknologi asal Jepang dan Korea Selatan.

Dari sisi kebijakan, Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan turut berperan aktif dengan menyediakan skema pembiayaan kredit kendaraan listrik yang lebih ringan dan dukungan kredit pajak kendaraan ramah lingkungan.

Ke depan, keberhasilan elektrifikasi otomotif di Indonesia sangat bergantung pada sinergi antara pengembangan infrastruktur, inovasi teknologi, kebijakan yang adaptif, dan edukasi konsumen.

Dengan langkah-langkah tersebut, Indonesia diharapkan dapat menempatkan diri sebagai pasar kendaraan listrik yang kompetitif sekaligus menjaga pertumbuhan industri otomotif nasional.

Sebagaimana disampaikan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, “Kita harus melihat ini sebagai peluang sekaligus tantangan untuk membangun ekosistem kendaraan ramah lingkungan yang kokoh, yang tidak hanya berdampak pada lingkungan tapi juga pada pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.”

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan