klikwartaku.com
Beranda Ekonomi Perluasan Ekspor dan Perlindungan Pasar Domestik Jadi Strategi Hadapi Perang Dagang

Perluasan Ekspor dan Perlindungan Pasar Domestik Jadi Strategi Hadapi Perang Dagang

Ilustrasi belanja oleh-oleh.

KLIK WARTAKU – Pemerintah Indonesia tengah menyiapkan strategi ganda untuk menghadapi potensi perang dagang global, termasuk dampak dari kebijakan tarif resiprokal yang diberlakukan Amerika Serikat terhadap sejumlah mitra dagangnya. Menteri Perdagangan Budi Santoso menyampaikan hal ini saat menjadi pembicara kunci dalam Kajian Tengah Tahun (KTT) INDEF bertajuk “Masa Depan Ekonomi Indonesia di Tengah Perang Dagang dan Konflik Timur Tengah” di Jakarta.

Menurut Mendag Budi, strategi utama Indonesia adalah memperluas pasar ekspor dan mengamankan pasar dalam negeri. Upaya memperluas ekspor dilakukan melalui percepatan penyelesaian perjanjian dagang strategis seperti Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA), Indonesia-European Union CEPA, serta kerja sama dengan Uni Ekonomi Eurasia (EAEU) dan Tunisia.

“Meski implementasinya belum berjalan tahun ini, percepatan perundingan dagang ini memberikan dampak psikologis positif dan menggairahkan pelaku usaha untuk menjajaki pasar baru,” ujar Budi Santoso.

Di sisi lain, pemerintah juga fokus memperkuat pasar domestik dengan melindungi produk lokal dari gempuran barang impor. Mekanisme perlindungan dilakukan melalui instrumen trade remedies seperti pengenaan bea masuk tindakan pengamanan (safeguard) dan antidumping untuk produk-produk tertentu.

Pemerintah, kata Budi, juga mengedepankan penguatan sektor industri nasional dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Salah satu pendekatannya adalah melalui kemitraan UMKM dengan ritel modern, program Belanja di Indonesia Aja (BINA) dan Holiday Sale. Selain itu, program UMKM Berani Inovasi, Siap Adaptasi Ekspor (UMKM BISA Ekspor) turut dikembangkan sebagai strategi berbasis sumber daya dan pasar.

“Kalau produk UMKM berkualitas dan punya daya saing, mereka akan mampu bersaing dan mencegah dominasi produk impor,” jelasnya.

Untuk mendukung hal itu, Kementerian Perdagangan juga mengoptimalkan peran 46 perwakilan dagang Indonesia di 33 negara, termasuk atase perdagangan dan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC). Mereka berperan mempertemukan eksportir dalam negeri dengan calon pembeli internasional melalui kegiatan business matching dan pitching.

Mendag Budi mengungkapkan, kinerja ekspor Indonesia menunjukkan tren positif meskipun ketidakpastian global masih membayangi. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ekspor nasional pada Januari–Mei 2025 tumbuh 6,98 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dengan total nilai mencapai USD 111,98 miliar. Amerika Serikat tercatat sebagai negara tujuan ekspor tertinggi, disusul India dan Filipina.

“Volume ekspor kita meningkat, walau jenis komoditas belum banyak berubah. Ini menandakan semangat pelaku usaha untuk berekspansi,” tambahnya.

Direktur Eksekutif INDEF Esther Sri Astuti menyampaikan, di tengah ketegangan geopolitik global, Indonesia perlu memandang krisis sebagai peluang memperkuat fondasi ekonomi nasional. “Ketidakpastian global tidak hanya menghadirkan risiko, tapi juga peluang untuk memperkuat struktur ekonomi dalam negeri,” kata Esther.

KTT INDEF 2025 ini juga menghadirkan sejumlah narasumber seperti Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perindustrian, Ekonom Senior INDEF Tauhid Ahmad, Direktur Kolaborasi Internasional INDEF Imaduddin Abdullah, dan Menteri Ketenagakerjaan Yassierli. Mendag Budi turut didampingi oleh Staf Ahli Hubungan Internasional Kemendag, Johni Martha.

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan