klikwartaku.com
Beranda Internasional Peringatan Tsunami Usai Gempa Dahsyat, Ribuan Pekerja PLTN Fukushima Dievakuasi

Peringatan Tsunami Usai Gempa Dahsyat, Ribuan Pekerja PLTN Fukushima Dievakuasi

Gempa 8,7 magnitudo dekat Rusia picu peringatan tsunami di Jepang. Ribuan pekerja di PLTN Fukushima dievakuasi, mengingatkan kembali tragedi nuklir 2011. Foto: Tangkapan layer YouTube NewsX Live

KLIKWARTAKU — Ribuan pekerja di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima, Jepang, dievakuasi pada Rabu 30 Juli 2025, menyusul peringatan tsunami yang dikeluarkan setelah gempa berkekuatan 8,7 magnitudo mengguncang lepas pantai timur jauh Rusia.

Operator PLTN, Tokyo Electric Power Company (Tepco), menyatakan bahwa seluruh 4.000 pekerja di lokasi telah dievakuasi dan tidak ada “abnormalitas” yang terdeteksi pada sistem reaktor saat ini.

Peringatan ini menghidupkan kembali trauma mendalam bagi warga Fukushima, yang pada 11 Maret 2011 menjadi saksi salah satu bencana nuklir terburuk dalam sejarah dunia, ketika gempa 9,0 magnitudo dan tsunami menghantam kawasan tersebut, menewaskan lebih dari 18.000 orang dan menyebabkan reaktor meleleh.

Limbah Berbahaya Masih Mengintai

Lebih dari 14 tahun setelah tragedi itu, sekitar 880 ton bahan nuklir berbahaya (gabungan antara bahan bakar meleleh dan struktur reactor) masih tersimpan di dalam PLTN Fukushima. Pembersihannya diperkirakan memerlukan 30 hingga 40 tahun, melibatkan puluhan ribu pekerja dan biaya sebesar 21,5 triliun yen (sekitar Rp 3.100 triliun).

Tepco baru-baru ini mengumumkan bahwa pengangkatan penuh bahan bakar yang meleleh kemungkinan baru dimulai pada 2037 atau lebih lambat, tertunda dari target sebelumnya.

“Sulit dipercaya semua 880 ton puing radioaktif bisa disingkirkan hanya dalam 14 tahun antara 2037 hingga 2051,” ujar Prof. Shunji Matsuoka dari Universitas Waseda.

Krisis Air Tercemar dan Kontroversi Pembuangan ke Laut

Sejak bencana 2011, Tepco terus memompa air untuk mendinginkan batang bahan bakar reaktor, menghasilkan lebih dari satu juta ton air tercemar yang kini disimpan dalam 1.000 lebih tangki.

Namun, demi membuka lahan untuk pembangunan fasilitas dekomisioning, Jepang mulai melepaskan air olahan tersebut ke laut pada 2023—kebijakan yang memicu kritik luas meski Badan Energi Atom Internasional menyebut dampaknya “sangat kecil”.

Jepang Kembali ke Energi Nuklir?

Meski sempat menjauh dari nuklir pasca-Fukushima, Jepang kini berbalik arah. Pemerintah menyatakan kebutuhan energi yang meningkat (terutama untuk sektor AI dan semikonduktor) membuat energi nuklir tak terelakkan.

Kansai Electric Power baru-baru ini mempertimbangkan kembali pembangunan reaktor baru yang sempat ditangguhkan sejak 2011.

Namun, peringatan tsunami terbaru yang disertai gelombang setinggi 3 meter di pesisir Fukushima kemungkinan akan memperbesar resistensi publik terhadap rencana tersebut.

Ancaman Gempa Besar Selalu Mengintai

Terletak di Ring of Fire, Jepang mengalami sekitar 1.500 gempa tiap tahun. Meski negara ini dikenal sebagai salah satu yang paling siap menghadapi gempa, bayang-bayang akan “the big one” (gempa besar yang diprediksi bisa menewaskan hingga 300.000 orang) masih menghantui.

Ahli memperkirakan ada kemungkinan 70-80 persen terjadinya gempa magnitudo 8 atau 9 di Nankai Trough dalam 30 tahun ke depan.***

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan