klikwartaku.com
Beranda Internasional Perdana Menteri Mongolia Mundur Setelah Liburan Mewah Anak Picu Kemarahan Publik

Perdana Menteri Mongolia Mundur Setelah Liburan Mewah Anak Picu Kemarahan Publik

Ilustrasi liburan mewah

KLIKWARTAKU – Perdana Menteri Mongolia, Luvsannamsrain Oyun-Erdene, resmi mengundurkan diri setelah foto-foto gaya hidup mewah anaknya viral di media sosial dan memicu penyelidikan antikorupsi serta gelombang protes besar-besaran selama beberapa pekan terakhir.

Oyun-Erdene, yang membantah telah melakukan kesalahan, kehilangan dukungan dalam pemungutan suara akibat mosi tidak percaya di parlemen pada Selasa (2/6). Dari 88 anggota parlemen yang memberikan suara secara rahasia, 44 mendukungnya sementara 38 menolak. Ia gagal mencapai ambang batas 64 suara dari total 126 kursi untuk mempertahankan jabatannya.

Foto-foto yang menjadi viral menunjukkan anak Oyun-Erdene dan kekasihnya sedang menikmati liburan pertunangan dengan memamerkan tas Dior hitam dan beberapa kantong belanja bermerek lainnya. Salah satu foto, yang kabarnya diunggah oleh sang kekasih, diberi keterangan: “Selamat ulang tahun untukku.” Foto lain memperlihatkan pasangan itu berciuman di kolam renang.

Publik mempertanyakan dari mana keluarga perdana menteri mendapat dana untuk gaya hidup semewah itu. Sementara media lokal melaporkan bahwa badan antikorupsi Mongolia telah mulai menyelidiki keuangan keluarga Oyun-Erdene.

“Merupakan kehormatan untuk melayani bangsa dan rakyat saya di masa-masa sulit, termasuk saat pandemi, perang, dan krisis tarif,” ujar Oyun-Erdene dalam pernyataannya usai kekalahan di parlemen.

Ratusan demonstran, mayoritas anak muda, telah memadati jalan-jalan selama dua pekan terakhir. Mereka menuntut pengunduran diri Luvsannamsrain Oyun-Erdene dan mengangkat isu ketidakadilan sosial dan korupsi di tingkat elit pemerintahan.

Meski telah membantah tuduhan korupsi, Oyun-Erdene justru menuduh lawan politiknya menyebarkan kampanye fitnah terhadap dirinya. Sedangkan laporan Transparency International menunjukkan bahwa indeks korupsi di Mongolia memburuk sejak Oyun-Erdene menjabat. Pada tahun lalu, Mongolia berada di peringkat 114 dari 180 negara dalam hal transparansi pemerintahan.

Sebagai negara bekas komunis yang terletak di antara Rusia dan Tiongkok, Mongolia telah menjalani transisi menuju demokrasi sejak runtuhnya Uni Soviet pada awal 1990-an. Namun, korupsi tetap menjadi masalah yang mengakar kuat.

Pada 2023, jaksa di Amerika Serikat bahkan mengajukan penyitaan terhadap dua apartemen milik mantan Perdana Menteri Mongolia, Sukhbaatar Batbold, di New York, yang diduga dibeli menggunakan dana hasil korupsi dari sektor pertambangan. Batbold, yang menjabat dari 2012 hingga 2015, membantah tuduhan tersebut.

Dalam beberapa tahun terakhir, Mongolia berupaya mempererat hubungan dengan negara-negara Barat melalui kebijakan luar negeri yang dikenal sebagai “tetangga ketiga”, menjadikan Amerika Serikat dan negara-negara Eropa sebagai mitra strategis di luar pengaruh Rusia dan Tiongkok.***

 

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan