Penghentian Bantuan Senjata AS, Ukraina Waspadai Agresi Baru Rusia
KLIKWARTAKU — Pemerintah Ukraina menyuarakan kekhawatiran serius setelah Amerika Serikat menghentikan sebagian pengiriman senjata ke negara tersebut. Kyiv memperingatkan jeda bantuan militer dari Washington dapat memberi angin segar bagi Rusia untuk memperpanjang agresinya, justru ketika Ukraina menghadapi serangan udara terbesar sejak invasi skala penuh dimulai.
Gedung Putih Utamakan Kepentingan Nasional AS
Langkah penghentian ini diumumkan oleh juru bicara Gedung Putih, Anna Kelly, yang menyatakan keputusan itu diambil untuk mendahulukan kepentingan nasional Amerika, menyusul peninjauan ulang Departemen Pertahanan terhadap bantuan militer untuk negara lain.
Meskipun Pentagon belum merinci senjata apa saja yang dihentikan, ada laporan menyebut interceptor Patriot, amunisi Howitzer, rudal, dan pelontar granat termasuk di antaranya.
Kyiv: Penundaan Ini Untungkan Musuh
Kementerian Luar Negeri Ukraina dalam pernyataan resminya menegaskan, setiap penundaan dalam mendukung kemampuan pertahanan Ukraina hanya akan mendorong agresor untuk terus melanjutkan perang dan teror, bukan mencari damai.
Pemerintah Ukraina juga menekankan pentingnya penguatan pertahanan udara, mengingat hampir setiap malam mereka dihujani rudal dan drone Rusia.
Senjata Amerika Jadi Kunci Perlawanan
Seorang sumber militer Ukraina menyebut Kyiv sangat bergantung pada suplai senjata dari Amerika. “Eropa berusaha sekuat tenaga, tetapi tanpa amunisi dari AS, akan sangat sulit bagi kami,” ujarnya.
Fedir Venislavskyi, anggota parlemen dari partai berkuasa Ukraina, menyebut keputusan ini menyakitkan. Terutama di tengah teror brutal yang terus dilancarkan Rusia terhadap warga sipil Ukraina.
Serangan Masif Rusia: 500 Rudal dan Drone
Akhir pekan lalu, Ukraina dihantam lebih dari 500 rudal dan drone dalam serangan udara yang disebut sebagai yang terbesar sejak Februari 2022. Beberapa kota besar mengalami kerusakan parah dan korban jiwa.
Dalam kondisi ini, Kyiv secara formal memanggil diplomat AS yang berbasis di ibu kota untuk menyampaikan kekhawatiran dan meminta klarifikasi.
Meski demikian, Kementerian Pertahanan Ukraina mengaku belum menerima pemberitahuan resmi soal penghentian bantuan dan mengimbau publik untuk tidak berspekulasi.
Rusia Sambut Baik: “Perang Akan Cepat Berakhir”
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyambut gembira kabar pengurangan bantuan tersebut. Ia mengatakan semakin sedikit senjata yang masuk ke Ukraina, maka semakin dekat pula akhir operasi militer khusus.
Pernyataan ini langsung mendapat respons keras dari Kyiv, yang menilai Rusia justru melihat celah untuk memperpanjang perang.
Trump dan Zelensky Bertemu, Tapi Bantuan Masih Digantung
Penghentian bantuan ini terjadi hanya beberapa hari setelah Donald Trump bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam KTT NATO di Belanda. Trump mengatakan akan melihat apakah sistem Patriot bisa disediakan, namun belum ada keputusan resmi.
Hubungan Trump dan Zelensky sebelumnya sempat tegang, terutama setelah pada Maret lalu Trump menghentikan bantuan militer dan intelijen yang sudah dijanjikan oleh pemerintahan Biden yang kemudian kembali dicairkan.
Eropa dan AS Beda Sikap, Ukraina Terjepit
Meski negara-negara Eropa masih terus menyokong Ukraina dengan miliaran euro bantuan militer, dukungan politik tidak seragam. Presiden Ceko Petr Pavel bahkan mengaku tidak bisa menjamin dukungan amunisi untuk Ukraina akan terus berlanjut, tergantung hasil pemilu mendatang.
Sementara itu, Macron dan Putin kembali berbicara via telepon, untuk pertama kalinya dalam dua setengah tahun. Macron menyerukan gencatan senjata dan dimulainya proses damai, tapi Putin justru menyalahkan kebijakan Barat atas pecahnya perang.
Rusia Makin Gencar, Ukraina Melawan Jauh ke Dalam Wilayah Musuh
Saat bantuan internasional dipertanyakan, pasukan Rusia justru mengklaim menguasai wilayah baru di Luhansk dan Dnipropetrovsk, memperluas kontrol atas hampir 20 persen wilayah Ukraina.
Sebagai balasan, militer Ukraina menyerang pabrik drone dan radar di Izhevsk, Rusia, menewaskan tiga orang. Lokasi ini lebih dari 1.000 km dari perbatasan Ukraina, menandakan serangan Ukraina kini menembus jauh ke jantung industri militer Rusia.
Ukraina Hadapi Titik Kritis Perang
Dengan bantuan militer AS yang tertahan, Ukraina berada di titik genting. Keputusan Washington ini bisa berdampak besar terhadap jalannya konflik. Baik dari sisi kekuatan tempur maupun dari sisi psikologis pasukan Ukraina.
Jika Rusia benar-benar melihat ini sebagai peluang, maka perang bisa semakin lama dan brutal, sementara Kyiv harus bergantung pada ketidakpastian politik di Barat untuk bertahan.
Ukraina kini mengandalkan tekanan internasional yang konsisten dan terpadu untuk menghentikan agresi, sebelum semuanya terlambat.***
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage