Pendukung Trump Desak Ungkap Dokumen Epstein: Antara Keyakinan dan Kekecewaan
KLIKWARTAKU — Meski masih mengibarkan bendera “Make America Great Again”, sebagian pendukung setia Donald Trump mulai menunjukkan kegelisahan. Desakan agar Presiden AS itu mengungkap dokumen terkait Jeffrey Epstein kian kencang terdengar, bahkan di tengah euforia kemenangan politiknya baru-baru ini.
Pada Rabu 16 Juli lalu, puluhan pendukung Trump berkumpul di luar bengkel Don’s Machine Shop, West Pittston, Pennsylvania, tempat Wakil Presiden JD Vance berbicara tentang keberhasilan legislasi Trump yang dijuluki Big Beautiful Bill.
Namun, sebuah papan tanda di halaman warga mencuri perhatian: “WHERE IS THE LIST???” — sebuah tuntutan agar dokumen tentang jaringan klien Epstein segera dibuka.
Meski Departemen Kehakiman AS telah menyatakan bahwa tidak ada bukti keberadaan “daftar klien Epstein”, banyak pendukung Trump menolak percaya. Mereka menganggap Trump menyimpan dokumen tersebut dan akan mengungkapnya di waktu yang tepat.
“Saat waktunya tiba, dia akan membuka semuanya,” kata Ed DeLucca (72). “Sama seperti janji lainnya—soal perbatasan dan deportasi, saya yakin dia akan menepatinya.”
Jeffrey Epstein, finansier kaya yang didakwa dalam kasus perdagangan seks anak, meninggal di penjara pada 2019 dalam insiden yang disebut bunuh diri. Namun, spekulasi tentang “klien-klien elite” Epstein terus bergulir.
Kini, kekecewaan mulai muncul di antara loyalis Trump. Beberapa bahkan menuntut pemecatan Jaksa Agung Pam Bondi, Direktur FBI Kash Patel, dan Wakilnya Dan Bongino — tokoh yang sebelumnya turut mendesak pengungkapan dokumen Epstein.
“Kami memilih mereka karena janji ini,” ujar Steven Taylor, sopir truk dan pendukung Trump. “Kami menuntut keadilan dan akuntabilitas.”
Meski demikian, sebagian pendukung tetap menunjukkan kesabaran. “Mereka seperti Avengers,” ujar DeLucca. “Mereka tidak bisa bertindak sendiri. Semua bagian penting dari satu misi besar.”
Trump sendiri mencoba meredakan gejolak dengan menyebut narasi dokumen Epstein sebagai hoax yang dibuat oleh Demokrat.
“Ini skema baru mereka: Jeffrey Epstein Hoax. Sayangnya, beberapa mantan pendukung saya termakan omong kosong ini mentah-mentah,” tulis Trump di platform Truth Social.
Pendapat itu diamini oleh Chrissy Matticks, warga lokal. “Itu tanggung jawab Demokrat, kenapa tidak dirilis waktu Biden jadi presiden?” katanya. “Demokrat hanya menjadikannya alat politik.”
Meski isu Epstein memecah opini, banyak pendukung tetap fokus pada pencapaian Trump dalam legislasi dan pengetatan kebijakan imigrasi. Namun, gejolak ini menunjukkan bahwa bahkan loyalitas yang kuat sekalipun bisa diuji — terutama ketika transparansi mulai dipertanyakan.***
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage