klikwartaku.com
Beranda Internasional Pemotongan Dana Bantuan Luar Negeri Inggris Ancam Masa Depan Anak dan Perempuan Afrika

Pemotongan Dana Bantuan Luar Negeri Inggris Ancam Masa Depan Anak dan Perempuan Afrika

Pemerintah Inggris memangkas anggaran bantuan luar negeri hingga 40 persen berdampak pada pendidikan anak dan kesehatan perempuan di Afrika. Foto: Tangkapan layer YouTube RealLifeLore

KLIKWARTAKU — Keputusan Pemerintah Inggris untuk memangkas anggaran bantuan luar negeri hingga 40 persen mendapat sorotan tajam dari berbagai organisasi kemanusiaan dunia. Kebijakan ini disebut-sebut akan berdampak besar terhadap program pendidikan anak dan kesehatan perempuan di Afrika, wilayah yang menerima potongan terbesar dalam alokasi bantuan tahun ini.

Pemotongan ini dilakukan sebagai bagian dari strategi Inggris untuk meningkatkan belanja pertahanan menjadi 2,5 persen dari pendapatan nasional, setelah sebelumnya menurunkan proporsi bantuan dari 0,5 persen menjadi 0,3 persen dari Produk Nasional Bruto (PNB).

Dalam laporan resmi Kantor Luar Negeri Inggris, dinyatakan pemotongan terbesar akan terjadi di Afrika, terutama pada sektor kesehatan perempuan dan sanitasi air. Risiko meningkatnya angka penyakit dan kematian pun disebut tidak terelakkan.

Keputusan ini memicu reaksi keras dari berbagai lembaga bantuan. UNICEF menyebut kebijakan tersebut sangat merugikan dan tidak berpihak pada masa depan anak-anak. CEO UNICEF UK, Philip Goodwin, menekankan pentingnya menjadikan anak-anak sebagai fokus utama dalam program bantuan. Ia menyerukan agar setidaknya 25 persen dari total bantuan diarahkan pada program yang berfokus pada anak-anak.

Sementara itu, Street Child (organisasi yang mendukung pendidikan anak di negara-negara seperti Sierra Leone dan Sudan Selatan) menyatakan bahwa program mereka terpaksa dihentikan. CEO Tom Dannatt menyayangkan langkah ini sebagai pendekatan jangka pendek yang menyedihkan, karena pendidikan adalah pondasi jangka panjang bagi harapan masa depan.

“Anak-anak yang dulunya bersekolah kini tidak bisa lagi mengakses pendidikan. Mereka berakhir di jalan atau bekerja di ladang, tanpa kesempatan membangun masa depan yang lebih baik,” ungkap Dannatt.

Bond, jaringan organisasi pembangunan internasional di Inggris, juga mengkritik langkah ini sebagai indikasi bahwa pemerintah Inggris mulai mengabaikan isu pendidikan, kesetaraan gender, dan krisis kemanusiaan, termasuk di wilayah Palestina dan Sudan yang sebelumnya disebut akan tetap didukung.

Meski demikian, pemerintah Inggris menegaskan anggaran untuk bantuan multilateral seperti untuk Aliansi Vaksin Gavi dan Bank Dunia tetap dipertahankan. Dana sebesar £1,98 miliar akan disalurkan kepada International Development Association (IDA) milik Bank Dunia untuk mendukung negara-negara dengan pendapatan terendah.

Baroness Chapman, Menteri Pembangunan Inggris, menjelaskan bahwa setiap poundsterling harus digunakan dengan lebih efektif dan terfokus. Ia menyebut kebijakan ini hasil dari tinjauan strategis menyeluruh terhadap anggaran bantuan.

Namun, Ketua Komite Pembangunan Internasional, Sarah Champion, memperingatkan keputusan ini akan sangat merugikan kelompok paling rentan di dunia.

Keputusan pemerintah Inggris untuk mengalihkan prioritas anggaran dari kemanusiaan ke pertahanan kini menuai pertanyaan besar tentang arah kebijakan luar negeri negara tersebut dan komitmennya terhadap solidaritas global. Terutama di masa ketika ketimpangan dan konflik semakin meningkat di berbagai belahan dunia.***

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan