klikwartaku.com
Beranda Internasional Pemimpin Militer Hamas di Gaza Tolak Rencana Gencatan Senjata AS

Pemimpin Militer Hamas di Gaza Tolak Rencana Gencatan Senjata AS

Pemimpin militer Hamas di Gaza, Izz al-Din al-Haddad, menolak rencana gencatan senjata AS yang disetujui Israel. Foto: Tangkapan layar YouTube 9NEWS

KLIKWARTAKU — Ketegangan konflik Israel-Palestina kembali memanas setelah pemimpin sayap militer Hamas di Gaza, Izz al-Din al-Haddad, menolak rencana gencatan senjata yang diusulkan Amerika Serikat (AS). Al-Haddad menilai rencana tersebut hanya akan melemahkan Hamas, terlepas dari apakah kelompok itu menerimanya atau tidak.

Rencana gencatan senjata berisi 20 poin yang digagas Presiden AS Donald Trump sebelumnya telah disetujui oleh Israel. Namun, salah satu syarat utama adalah Hamas harus melucuti senjata dan tidak lagi memiliki peran dalam pemerintahan Gaza, syarat yang dianggap oleh Hamas sebagai upaya “mengakhiri eksistensi mereka”.

Sementara itu, sebagian pimpinan politik Hamas yang berbasis di Qatar disebut lebih terbuka untuk menyesuaikan rencana tersebut. Namun, pengaruh mereka terbatas karena tidak mengendalikan para sandera yang masih ditahan di Gaza. Saat ini, diyakini terdapat 48 sandera, dengan hanya sekitar 20 orang di antaranya masih hidup.

Poin lain yang diperdebatkan adalah kewajiban Hamas untuk menyerahkan seluruh sandera dalam 72 jam pertama gencatan senjata. Hal ini dinilai sebagai pelepasan satu-satunya kartu tawar mereka terhadap Israel.

Selain itu, rencana AS juga mencakup penempatan “Pasukan Stabilisasi Internasional Sementara” di Gaza dengan dukungan negara-negara Arab. Namun, sebagian tokoh Hamas menolak keras usulan itu karena dianggap sebagai bentuk pendudukan baru.

Ketidakpercayaan juga semakin menguat setelah Israel dikabarkan berusaha membunuh pimpinan Hamas di Doha bulan lalu, meski dalam kondisi mediasi AS.

Di sisi lain, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga tampak menolak beberapa klausul kesepakatan. Dalam sebuah video di media sosial, ia menegaskan pasukan Israel tetap akan berada di beberapa wilayah Gaza serta menyatakan akan “melawan dengan keras” pembentukan negara Palestina.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas melaporkan sedikitnya 66.225 warga Palestina tewas akibat serangan Israel sejak perang pecah pasca serangan Hamas ke Israel selatan pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 251 lainnya.

Dengan kedua belah pihak saling menolak poin krusial, masa depan perdamaian di Gaza kembali berada di ujung tanduk.***

Kunjungi Medsos Klikwartaku.com

Klik di sini
Bagikan:

Iklan