klikwartaku.com
Beranda Internasional Pembunuhan di Sekolah Austria: Pemerintah Cari Jawaban atas Kekerasan Brutal

Pembunuhan di Sekolah Austria: Pemerintah Cari Jawaban atas Kekerasan Brutal

Ilustrasi kasus penembakan di sekolah bisa membuat anak mengalami rasa trauma

KLIKWARTAKU – Dua serangan mengejutkan di Austria membuat masyarakat terguncang dan pemerintah berebut mencari solusi atas meningkatnya kekerasan mematikan di sekolah. Pukul 09.43 di Graz, Austria tenggara, seorang pria berusia 21 tahun yang telah putus sekolah sejak tiga tahun lalu memasuki SMA Dreierschützengasse dengan membawa pistol Glock 19 dan senapan laras gergaji. Ia menembak mati sembilan siswa dan satu guru, sebelum akhirnya bunuh diri di kamar mandi sekolah.

Negara Austria kini menghadapi pertanyaan besar: bagaimana melindungi pelajar dari kekerasan brutal yang datang tiba-tiba? Penembak di Graz, yang diidentifikasi media Austria sebagai Arthur A., digambarkan polisi sebagai sosok tertutup yang tenggelam dalam dunia virtual dan sangat gemar memainkan gim tembak-menembak daring.

Mantan siswa di sekolah tempat ia melakukan penembakan, Arthur diketahui gagal menyelesaikan pendidikannya. Saat menyerang, ia mengenakan headset dan kacamata tembak, lalu melakukan aksi brutal selama tujuh menit.

Kedua senjata yang digunakannya dimiliki secara legal. Ia telah lulus tes psikologis untuk memperoleh izin kepemilikan senjata dan sempat mengikuti latihan menembak beberapa kali di klub senjata di Graz awal tahun ini.

Hal ini memicu debat nasional tentang kelonggaran undang-undang senjata api Austria dan kurangnya perhatian terhadap remaja bermasalah. Ternyata, Arthur pernah dinyatakan tidak layak secara psikologis untuk mengikuti wajib militer pada 2021. Namun, hukum Austria melarang hasil tes itu dibagikan ke pihak lain.

Presiden Alexander Van der Bellen menyatakan bahwa bila perlu, undang-undang senjata api akan diperketat. “Jika kami menyimpulkan bahwa undang-undang senjata Austria perlu diubah demi keamanan lebih besar, maka kami akan melakukannya,” ujarnya saat mengunjungi Graz.

Austria merupakan salah satu negara Eropa dengan kepemilikan senjata sipil tertinggi: sekitar 30 senjata per 100 orang. Sementara Wali Kota Graz, Elke Kahr, ikut menegaskan: “Tidak seorang pun warga sipil seharusnya memiliki senjata. Izin senjata dikeluarkan terlalu cepat. Hanya polisi yang seharusnya bersenjata.

Meski dilanda duka, beberapa suara menyerukan harapan dan tanggung jawab bersama. Alex, ibu dari siswa Graz yang selamat, mengatakan: “Kita tahu penembakan seperti ini biasanya terjadi ketika seseorang merasa terasing dan terputus dari masyarakat. Kita, orang dewasa, bertanggung jawab mengembalikan mereka ke dalam komunitas.””***

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan