Pembicaraan Damai Ukraina dan Rusia Masih Buntu Tapi Sepakat Tukar Tahanan

KLIKWARTAKU – Putaran kedua pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina kembali berakhir tanpa terobosan berarti. Satu-satunya kesepakatan yang tercapai adalah pertukaran tahanan perang antara kedua belah pihak. Delegasi Ukraina menyatakan bahwa Rusia kembali menolak permintaan utama Kyiv dan sekutunya di Eropa serta Amerika Serikat, yakni gencatan senjata tanpa syarat.
Sementara itu, tim negosiator Rusia menyebut telah mengusulkan gencatan senjata selama dua hingga tiga hari di area-area tertentu di garis depan yang luas, namun tidak memberikan rincian lebih lanjut. Pembicaraan pada hari Senin, yang berlangsung di kota Istanbul, Turki, hanya berlangsung sedikit lebih dari satu jam.
Meski demikian, kedua pihak sepakat untuk menukar semua tahanan perang yang sedang sakit, terluka berat, serta mereka yang berusia di bawah 25 tahun. Sejak awal, ekspektasi terhadap hasil pertemuan ini memang rendah. Mengingat kedua negara masih memiliki perbedaan mendalam tentang cara mengakhiri perang yang telah berlangsung sejak Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022.
Saat ini, Rusia menguasai sekitar 20 persen wilayah Ukraina, termasuk Semenanjung Krimea di selatan yang dianeksasi sejak 2014. Dalam keterangan pers usai pertemuan, Menteri Pertahanan Ukraina Rustem Umerov, yang memimpin tim negosiasi Kyiv, menyatakan bahwa Ukraina menuntut gencatan senjata penuh dan tanpa syarat selama setidaknya 30 hari untuk menghentikan pertumpahan darah sekarang juga.
Umerov menambahkan bahwa proposal gencatan senjata telah disampaikan kepada Rusia beberapa hari lalu, namun Moskow baru memaparkan rencananya saat pertemuan di Istanbul. Wakil Menteri Luar Negeri Ukraina, Serhiy Kyslytsia, kemudian menegaskan bahwa Rusia menolak usulan gencatan senjata tanpa syarat tersebut.
Delegasi Ukraina mengatakan mereka menantikan tanggapan Rusia atas proposal tersebut paling lambat akhir Juni, dan menekankan pentingnya mempersiapkan pertemuan langsung antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Dalam konferensi pers terpisah, kepala delegasi Rusia Vladimir Medinsky mengonfirmasi bahwa semua tahanan perang yang sakit, terluka parah, dan berusia di bawah 25 tahun akan dipertukarkan. Namun, belum ada kepastian kapan pertukaran ini akan dilaksanakan.
Medinsky juga menyatakan bahwa pekan depan Rusia akan menyerahkan jenazah 6.000 tentara Ukraina kepada pihak Kyiv. Dalam putaran pertama pembicaraan pada 16 Mei lalu, Ukraina dan Rusia juga gagal mencapai kesepakatan soal penghentian perang, dan hanya menyepakati pertukaran masing-masing 1.000 tahanan perang.
Presiden Zelensky bersama para sekutunya di Eropa terus menuduh Rusia sengaja menunda proses negosiasi bermakna demi memperluas pendudukannya di wilayah Ukraina. Sementara itu, Presiden AS Donald Trump yang mendorong penyelesaian cepat konflik, hingga kini masih menunda penerapan sanksi keras terhadap Rusia.
Dalam pernyataan langka bulan lalu, Trump menyebut Presiden Putin “benar-benar gila” setelah serangan drone dan rudal terbesar Rusia ke Ukraina. Kremlin pun menanggapi dengan mengatakan bahwa Trump sedang mengalami “ledakan emosional”.***
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage