klikwartaku.com
Beranda Internasional PBB: Kejahatan Perang Diduga Terjadi dalam Kekerasan Sektarian di Pesisir Suriah

PBB: Kejahatan Perang Diduga Terjadi dalam Kekerasan Sektarian di Pesisir Suriah

Komisi Penyelidikan PBB melaporkan dugaan kejahatan perang dalam kekerasan sektarian di pesisir Suriah yang menewaskan sekitar 1.400 orang pada Maret. Foto: Tangkapan layer YouTube The Australian

KLIKWARTAKU — Komisi Penyelidikan PBB untuk Suriah menyatakan bahwa kekerasan sektarian yang melanda wilayah pesisir Suriah pada Maret lalu kemungkinan besar melibatkan kejahatan perang. Sekitar 1.400 orang, mayoritas warga sipil, tewas dalam insiden yang memicu gelombang pengungsian besar-besaran.

Dalam laporan yang dirilis Kamis 14 Agustus 2025, PBB menyebut anggota pasukan pemerintah sementara dan pejuang yang terafiliasi dengan mantan rezim Bashar al-Assad sama-sama terlibat dalam pembunuhan, penyiksaan, penculikan, hingga perlakuan tidak manusiawi terhadap korban tewas.

Meski tidak menemukan bukti bahwa pemerintah di Damaskus secara langsung memerintahkan serangan, kekerasan itu dipicu oleh bentrokan antara pasukan pemerintah sementara yang mayoritas Sunni dan kelompok loyalis Assad yang kebanyakan berasal dari sekte Alawite. Operasi yang awalnya dimaksudkan untuk meredam perlawanan berubah menjadi aksi balas dendam bernuansa sektarian.

Ketua Komisi PBB, Paulo Sérgio Pinheiro, menegaskan skala kekejaman yang terjadi “sangat mengkhawatirkan” dan menyerukan agar semua pelaku diadili tanpa memandang afiliasi atau pangkat. Hingga kini, pemerintah sementara telah menangkap 42 tersangka dari 298 orang yang teridentifikasi dalam penyelidikan internal.

Pembantaian Sistematis

Laporan PBB mendokumentasikan pelanggaran HAM berat di 16 lokasi di Latakia, Tartus, Homs, dan Hama. Pelaku dilaporkan mendatangi rumah-rumah warga, menanyakan identitas sektarian mereka, lalu mengeksekusi laki-laki dan remaja laki-laki Alawite berusia 20–50 tahun. Wanita dan anak-anak, termasuk balita, juga menjadi korban.

Beberapa pelaku bahkan merekam aksi kekerasan, termasuk pemukulan brutal dan eksekusi, sambil berjalan di antara mayat-mayat. Banyak keluarga dipaksa menyimpan jenazah kerabat di rumah atau di jalanan selama berhari-hari sebelum dimakamkan secara massal.

Rumah sakit kewalahan menerima korban, sementara ribuan orang melarikan diri ke Lebanon atau ke pangkalan udara Rusia untuk mencari perlindungan.

Latar Belakang Politik dan Sektarian

Kekerasan ini meletus setelah jatuhnya Bashar al-Assad pada Desember lalu, mengakhiri 14 tahun perang sipil dan pelanggaran HAM oleh rezimnya. Kekosongan keamanan, disinformasi, dan ujaran kebencian terhadap komunitas Alawite di media sosial memperburuk situasi.

Pemerintah sementara yang dipimpin mantan komandan pemberontak Ahmed al-Sharaa telah membentuk kantor pengaduan pelanggaran aparat, memperketat jam malam, dan membangun pos pemeriksaan di beberapa kota untuk mencegah masuknya kelompok bersenjata.

Meski begitu, kekerasan sektarian terus berlanjut di wilayah lain Suriah. Bulan lalu, ratusan orang dilaporkan tewas dalam bentrokan di Suweida, melibatkan pasukan Bedouin, Druze, dan militer Suriah.

PBB merekomendasikan agar pemerintah memperkuat sistem peradilan, memberi reparasi kepada korban selamat, dan membangun kembali kepercayaan antar komunitas.***

Kunjungi Medsos Klikwartaku.com

Klik di sini
Bagikan:

Iklan