Pasar Kuliner Halal Global Tembus US$ 1 Triliun, Asia dan Timur Tengah Jadi Motor Utama

KLIK WARTAKU – Industri kuliner halal global mencatatkan pertumbuhan signifikan dalam lima tahun terakhir.

Berdasarkan laporan terbaru dari Global Islamic Economy Report 2025, nilai pasar makanan dan minuman halal secara global diperkirakan telah mencapai lebih dari US$ 1 triliun pada tahun 2024, dengan proyeksi pertumbuhan rata-rata 7,5% per tahun hingga 2030.

Baca Juga:

IHSG Melemah 0,47% Sepekan, Investor Asing Tarik Dana Rp 2,7 Triliun

Permintaan terhadap produk makanan halal terus meningkat, terutama di kawasan Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Afrika Utara, yang memiliki populasi Muslim besar.

Selain itu, negara-negara Barat seperti Inggris, Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat juga mengalami lonjakan permintaan, seiring tumbuhnya kesadaran konsumen akan produk yang bersertifikasi halal, higienis, dan etis.

“LHalal kini bukan hanya isu agama, tapi juga tren gaya hidup global. Banyak konsumen non-Muslim memilih makanan halal karena persepsi lebih higienis dan berkualitas.

Baca Juga:

Minyak Global Merosot: Output OPEC+ Tinggi & Stok AS Melimpah Picu Kekhawatiran

Di Indonesia, pelaku usaha kuliner mulai melakukan penetrasi pasar ekspor dengan membawa konsep makanan halal modern ke pasar global.Beberapa merek seperti Es Teler 77, Richeese Factory, dan Sate Khas Senayan tengah menjajaki peluang ekspansi ke Timur Tengah dan Australia melalui sistem waralaba.

Meskipun potensi besar, pelaku industri menghadapi tantangan dari sisi sertifikasi, distribusi, dan standar halal lintas negara yang belum sepenuhnya terintegrasi.

Selain itu, tantangan geopolitik dan perbedaan regulasi di masing-masing wilayah juga menjadi hambatan utama.

Baca Juga:

Harga Cabai Turun Drastis, Beras dan Minyak Goreng Mulai Melandai

Namun demikian, prospek cerah tetap terlihat. Investasi di sektor ini terus bertambah, dengan sejumlah dana ventura global mulai melirik startup kuliner halal dan layanan cloud kitchen berbasis halal.