klikwartaku.com
Beranda Ekonomi OJK: Literasi Keuangan Syariah Melejit dari 9 ke 43 Persen

OJK: Literasi Keuangan Syariah Melejit dari 9 ke 43 Persen

Ilustrasi ekonomi syariah

KLIK WARTAKU – Sebuah capaian monumental diam-diam sedang terbentuk dalam lanskap keuangan nasional: literasi keuangan syariah Indonesia melonjak dari hanya 9 persen menjadi 43 persen dalam waktu singkat. Sebuah lompatan yang bukan hanya mencerminkan peningkatan kesadaran, tetapi juga kesiapan masyarakat untuk beralih ke sistem keuangan yang lebih adil, transparan, dan berbasis nilai.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menangkap momentum ini dengan menggelar Syariah Financial Fair (SYAFIF) 2025 di Bandung, yang kini dikukuhkan sebagai salah satu episentrum ekonomi halal nasional.

“Capaian 43 persen bukan akhir. Ini baru fondasi untuk mengakselerasi penggunaan produk keuangan syariah di tengah masyarakat,” ujar Friderica Widyasari Dewi, Kepala Eksekutif Pengawas Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK.

Kenaikan literasi ini disebut sebagai salah satu lonjakan tercepat dalam sejarah edukasi keuangan nasional, hasil dari upaya terintegrasi antara OJK, pelaku usaha jasa keuangan syariah, pemerintah daerah, media, hingga institusi pendidikan.

Dari Edukasi ke Aksi: Mendorong Inklusi dan Pemanfaatan

Jika peningkatan literasi adalah permulaan, maka tantangan berikutnya adalah memperkuat inklusi dan adopsi layanan. SYAFIF hadir tidak hanya sebagai tempat edukasi, tetapi juga ruang bagi masyarakat untuk mencoba langsung berbagai produk syariah, mulai dari pembiayaan, tabungan, hingga asuransi berbasis syariah.

Kegiatan yang berlangsung dua hari di Trans Studio Mall Bandung ini menjadi ajang pertemuan antara sektor formal dan masyarakat luas. Ada talkshow interaktif, lomba anak, pertunjukan seni, dan demo produk oleh pelaku industri syariah.

Bandung Jadi Laboratorium Ekonomi Halal

Budi Kurnia, Kepala Biro Perekonomian Setda Jawa Barat, menyebut bahwa Bandung sangat strategis untuk dijadikan pusat inklusi ekonomi syariah nasional. Dengan lebih dari 13.000 pesantren, Bandung memiliki infrastruktur sosial dan spiritual yang mumpuni.

“Jika kita sukses di Jawa Barat, maka seperempat tantangan nasional keuangan syariah bisa terselesaikan,” tegasnya.

Program KEJAR & Agen Lapangan, Strategi Menembus Akar Rumput

Mendorong inklusi sejak dini, OJK meluncurkan program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR) di Bandung, berkolaborasi dengan bank-bank syariah. Langkah ini bertujuan agar generasi muda terbiasa dengan layanan keuangan berbasis syariah sejak usia sekolah.

OJK juga memperluas Ekosistem Pusat Inklusi Keuangan Syariah (EPIKS), yang memungkinkan penetrasi layanan hingga komunitas-komunitas terpencil melalui agen lapangan—tanpa harus membuka kantor cabang.

Momentum Menuju Arus Utama

Bagi Friderica, literasi keuangan syariah bukan semata statistik—melainkan simbol bahwa masyarakat sudah siap. Siap untuk beralih dari sistem konvensional menuju ekosistem keuangan yang lebih etis dan berkelanjutan.

“Keuangan syariah tidak lagi di pinggiran. Ia kini di tengah arus. Momentum ini tidak boleh disia-siakan,” tutupnya.

Dengan 87% penduduk Indonesia beragama Islam, dan lonjakan literasi keuangan syariah yang kini mencapai empat kali lipat dalam waktu singkat, pertumbuhan ekonomi halal bukan sekadar potensi—tetapi keniscayaan yang tengah diwujudkan.

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan