Muslim Pria Harus Wangi dan Rapi, Anjuran atau Gaya Hidup?
KLIKWARTAKU – Dalam dunia yang semakin visual dan kompetitif seperti saat ini, penampilan bukan lagi hanya soal estetika, tetapi juga bagian dari ekspresi identitas dan nilai hidup. Di tengah tren perawatan diri dan gaya hidup modern, muncul satu pertanyaan yang menggugah perhatian: Apakah pria Muslim harus tampil wangi dan rapi hanya karena gaya hidup, atau memang ada anjuran syar’i di baliknya?
Jawabannya ternyata cukup mengejutkan. Islam, jauh sebelum era skincare dan grooming menjamur, telah lebih dulu mengajarkan pentingnya kebersihan, kerapian, dan penampilan yang menyenangkan termasuk bagi para pria.
Anjuran Nabi: Wangi dan Rapi Itu Sunnah
Rasulullah Muhammad SAW dikenal sebagai sosok yang sangat menjaga kebersihan dan kerapian. Bahkan dalam berbagai riwayat hadits, beliau disebut sangat menyukai wewangian. Diriwayatkan oleh Imam Muslim, Nabi bersabda:
“Dari dunia kalian, aku diberikan kecintaan kepada wanita dan wewangian. Dan dijadikan penyejuk mataku dalam shalat.”
(HR. An-Nasa’i dan Ahmad)
Tak hanya wewangian, penampilan juga menjadi perhatian Nabi. Dalam satu hadits, disebutkan bahwa ketika seseorang bertemu Rasulullah dalam keadaan rambut kusut, beliau menasihatinya agar menyisir dan merapikannya.
Bayangkan, 1400 tahun yang lalu, sudah ada ‘style guide’ Islami untuk pria. Bukan untuk tampil berlebihan, tetapi sebagai bentuk penghormatan terhadap diri sendiri dan orang lain. Kebersihan adalah bagian dari iman, dan penampilan yang baik adalah refleksi dari karakter yang baik pula.
Bukan Soal Pamer, Tapi Soal Etika Sosial
Banyak yang masih salah kaprah, mengira bahwa tampil rapi dan wangi hanya cocok untuk agenda penting atau demi menarik perhatian orang. Padahal dalam Islam, menjaga penampilan merupakan bentuk adab terhadap sesama. Saat bertemu orang lain baik di masjid, tempat kerja, maupun ruang publik menjadi kewajiban seorang Muslim untuk tidak menimbulkan bau tak sedap, kesan malas, atau tampilan yang menyulitkan orang merasa nyaman.
Ibnu Qudamah dalam al-Mughni menegaskan bahwa disunnahkan untuk memakai pakaian terbaik ketika shalat Jum’at, termasuk memakai minyak wangi dan menyisir rambut.
Menariknya, Nabi juga dikenal menyenangi miswak (sejenis kayu siwak) untuk menjaga kebersihan mulut. Artinya, Islam memperhatikan hal-hal detail yang kini menjadi perhatian dalam dunia perawatan diri pria (male grooming).
Self-Care Adalah Sunnah yang Diabaikan
Di era modern, kita mengenal istilah self-care, grooming routine, bahkan barbershop lifestyle. Tapi jika ditelusuri lebih dalam, semua itu punya akar kuat dalam tradisi Islam. Bedanya, Islam menanamkannya sebagai bentuk ibadah dan penghormatan terhadap nikmat tubuh yang diberikan Allah SWT.
Penampilan tidak lagi soal gaya atau tren. Ketika seorang Muslim pria tampil bersih, terawat, dan rapi, itu mencerminkan ketertiban hati dan kematangan spiritual. Bahkan para sahabat Nabi pun kerap tampil gagah dan rapi meski hidup sederhana.
Batasan: Tidak Berlebihan, Tidak Niat Riya’
Meski dianjurkan untuk tampil wangi dan rapi, Islam tetap memberi batas yang jelas: jangan berlebihan, jangan untuk pamer. Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada kesombongan sebesar biji sawi.”
(HR. Muslim)
Artinya, penampilan yang baik harus disertai dengan niat yang baik. Wewangian boleh digunakan, tapi tidak sampai membuat orang lain terganggu. Pakaian boleh bagus, tapi tetap sopan dan tidak bermewah-mewahan.
Gaya Hidup Muslim Modern: Beriman dan Berpenampilan Baik
Kini, semakin banyak pria Muslim yang sadar bahwa tampil wangi dan rapi bukanlah bentuk kesombongan, melainkan perwujudan dari ajaran Nabi yang terkesan sederhana tapi sangat dalam maknanya.
Tak heran jika merek-merek perawatan pria lokal mulai memasukkan unsur halal dan syar’i dalam produknya. Dari parfum non-alkohol, sabun dengan aroma lembut, hingga pomade halal untuk rambut. Semua ini menjadi jawaban atas kebutuhan pria Muslim urban yang ingin menjaga gaya sekaligus nilai.
Sobat Klikwartaku Punya Pilihan
Jadi, Sobat, tampil wangi dan rapi bukan hanya tuntutan zaman, melainkan juga cerminan keimanan dan adab Islami. Apakah itu anjuran atau gaya hidup? Jawabannya keduanya. Ketika anjuran Nabi menjadi gaya hidup, maka kita sedang menjalani Sunnah dengan penuh kesadaran.
Yuk, mulai dari diri sendiri. Tak perlu mahal, tak perlu glamor. Cukup dengan niat tulus untuk tampil baik, bersih, dan menyenangkan bagi sekitar. Karena menjadi Muslim yang wangi dan rapi, bukan hanya soal tubuh, tapi juga soal hati.
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage