klikwartaku.com
Beranda Lifestyle Menyantap Bubur Pedas Sambas yang Bikin Hangat di Musim Hujan

Menyantap Bubur Pedas Sambas yang Bikin Hangat di Musim Hujan

Foto seorang pria makan bubur pedas

KLIKWARTAKU — Musim hujan tiba, dan udara dingin yang menyelimuti pagi hingga sore hari sering kali membuat tubuh rindu akan hidangan hangat nan menggugah selera. Di antara banyak pilihan kuliner, Bubur Pedas Sambas menjadi salah satu sajian khas Kalimantan Barat yang seolah diciptakan khusus untuk menghangatkan badan sekaligus memanjakan lidah.

Bubur Pedas Sambas bukan sekadar bubur biasa. Hidangan tradisional ini berasal dari Kabupaten Sambas, daerah perbatasan Indonesia–Malaysia, yang terkenal dengan kekayaan rempah-rempahnya. Bahan utama bubur ini adalah beras yang disangrai hingga kecokelatan, lalu ditumbuk halus, sehingga menghasilkan aroma khas dan cita rasa gurih yang tak tertandingi. Proses ini memberi tekstur bubur yang lebih kental dan pekat dibandingkan bubur pada umumnya.

Yang membuat bubur ini istimewa adalah campuran rempah dan sayuran segar di dalamnya. Daun kesum, daun kunyit, serai, lengkuas, dan bawang merah berpadu menciptakan harmoni rasa yang hangat di tenggorokan. Ditambah potongan sayur seperti kacang panjang, daun pakis, dan labu kuning, setiap suapan memberikan sensasi gurih-pedas yang menenangkan sekaligus membangkitkan selera.

“Bubur pedas ini cocok banget disantap saat hujan-hujan. Pedasnya bukan yang bikin kepedesan, tapi hangat di badan,” ujar Rina (32), warga Pontianak yang mengaku selalu mencari bubur pedas setiap kali cuaca dingin. Menurutnya, aroma rempah yang semerbak saat bubur masih mengepul di mangkuk sudah cukup untuk membuat perut ‘bernyanyi’.

Di Kubu Raya dan Pontianak, bubur pedas biasanya dijual di warung-warung kaki lima hingga rumah makan khas Melayu. Beberapa pedagang bahkan menyediakan topping tambahan seperti ikan teri goreng, kacang tanah sangrai, atau suwiran ayam kampung, menambah kelezatan di setiap suapan.

Harga seporsi bubur pedas pun relatif terjangkau, berkisar antara Rp10.000–Rp15.000. Dengan porsi yang cukup mengenyangkan, hidangan ini tak hanya ramah di perut, tetapi juga ramah di kantong. Apalagi, bubur pedas tidak menggunakan santan berlebih, sehingga terasa lebih ringan namun tetap mengenyangkan.

Selain menjadi hidangan favorit musim hujan, bubur pedas juga punya nilai budaya. Di Sambas, bubur ini sering dihidangkan pada acara-acara adat, gotong royong, hingga bulan Ramadan sebagai menu berbuka puasa. Filosofinya sederhana: bubur pedas adalah lambang kebersamaan, karena proses pembuatannya kerap melibatkan banyak orang yang saling membantu.

Bagi yang belum pernah mencoba, musim hujan ini adalah waktu yang tepat untuk merasakan kehangatan bubur pedas. Duduk di warung sederhana, mendengar hujan rintik di luar, lalu menyuap bubur hangat dengan aroma rempah yang menenangkan pengalaman ini tak hanya memuaskan rasa lapar, tetapi juga menghangatkan hati.

Seperti kata pepatah kuliner, “Makanan enak bukan hanya mengisi perut, tapi juga mengisi kenangan.” Bubur Pedas Sambas adalah salah satu hidangan yang mampu melakukan keduanya.

 

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan